Anak-anak masa kini jadi semakin gaul.
Kekinian yang saya maksud di sini adalah dengan berkembangnya gadget, membuat para orang tua
jadi lebih enteng memberikan apa yang
anak-anak mereka mau. Dibandingkan dengan anak-anak pada masa saya dulu, di
awal tahun Millenium, sungguh berbeda keadaannya dengan anak-anak masa kini.
Arus informasi yang berkembang begitu cepat, pengetahuan anak-anak masa
kini, atau bisa kita sebut AMK ini menjadi lebih beragam. Saya sebagai bagian
anak-anak masa dulu atau AMD cukup dibuat iri dengan kenyataan ini. Internet,
stasiun televisi yang merajalela sebagai sumber hiburan masa kini membuat AMK
menjadi unggul dibanding AMD. Kesenjangan antara AMD dan AMK ini tentu berimbas
pada kebutuhan dua kelompok ini yang berbeda satu sama lain. Saat saya masih berstatus
sebagai AMD –tentu sekarang saya sudah berstatus dewasa muda, karena usia saya
sudah 21 tahun- kebutuhan saya akan informasi yang berkembang pada masa itu,
tidak terlalu tinggi. Ini sebanding dengan sumber informasi yang ada pada masa
itu, juga tidak terlalu banyak.
Selain kebutuhan akan informasi, AMD juga memiliki perbedaan dengan AMK
pada kebutuhan akan hiburan. Dulu, kebutuhan kami akan hiburan dapat diakomodir
dengan bermain bersama teman, nonton pentas Si Unyil, keluarga Cemara –suatu drama
yang sarat akan makna J- tanpa terganggu oleh jutaan permainan di gadget yang menggoda untuk dimainkan.
Begitu pula hiburan dari buku, majalah, yang saat itu masih diminati. Jika teman-teman
yang merasa seangkatan dengan saya masih ingat dengan majalah Bobo, Inu, Aku
Anak Sholeh, dan lain-lain, tentu akan setuju jika membaca majalah tersebut
selalu menarik (kecuali jika Anda tidak suka membaca, hehe).
Saya sebagai AMD menyukai buku-buku dan majalah yang penuh dengan warna dan
pengetahuan-pengetahuan baru. AMK yang saat ini sudah cukup terpenuhi kebutuhan
informasi dan hiburannya bisa diimbangi dengan hadirnya buku yang interaktif,
dan tidak kalah dengan gadget masa
kini. Ada beberapa wawasan yang jika mereka tidak aktif mencari di internet,
mereka tidak akan mendapatkan wawasan tersebut. Sehingga, jika terdapat buku
yang menyediakan informasi pengetahuan yang menarik dan membuat mereka tidak
perlu susah-susah mengetikkan keyword di
google, serta memilah-milah informasi mana yang valid, tentu akan meningkatkan
ketertarikan anak untuk membaca.
Wawasan serta informasi ini bisa saja diselipkan pada buku-buku cerita atau
buku yang anak tidak akan merasa ‘berat’ ketika membacanya. Nilai-nilai
kehidupan juga dapat ditanamkan di buku-buku yang bisa kita sebut dengan buku
yang muatannya ‘ringan’. Contoh sederhana adalah dengan majalah, tabloid, atau
buku bergambar, misalnya ensiklopedi anak. Buku-buku tersebut, menurut saya
dapat mengakomodir kebutuhan anak-anak masa kini. Bagaimana menurut
teman-teman? :)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog #PameranBukuBdg2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
need your support :)