Bismillahirrahmanirrahim..
Ini edisi pendewasaan hati yang kedua. Hmm, semoga sudah semakin dewasa dibanding episode sebelumnya hihi
Jujur nih, sebenarnya, bukan aku yang pantas membuat postingan ini. Tapi, orang lain yang dekat denganku, atau mungkin malah nggak dekat denganku. Kenapa? Karena yang cablak itu justru diriku sendiri :p
Tapi apa salahnya mencoba, iya nggak? HAHA
Oke, cablak, apa sih artinya?
Paham? Sebenernya aku sendiri juga nggak begitu yakin penggunaan kata cablak itu gimana. Yang jelas, bahasa cablak ini digunakan buat manusia-manusia yang dengan 'sangat jujur' mengutarakan pendapatnya mengenai sesuatu. Anda juga seperti ini? Berarti Anda CABLAK!
Haha, enggak juga sih. Memang ada batasan-batasan, kapan seseorang dibilang cablak, kapan dibilang terus terang. Kalo menurut aku sendiri, cablak itu adalah ketika ia mampu dengan sangat jujur mengutarakan pendapatnya, bahkan di saat yang tidak tepat *jahat ya aku*
"Eh, kamu mirip sama donghae!"
"Siapa tuh?" jawab orang lain (bukan yang dituduh mirip donghae)
"Itu looh.. Personilnya super junior!"
"Sopoooooo kuwi (siapaaa ituu)"
"Wis tho, percoyo karo aku (Sudaaah laah, percaya sama aku), dia itu mirip banget sama donghae tauk!" #maksa. Dan orang yang aku bilang mirip itu cuma tersenyum. no comment -_-
Kalo yang tadi menurutku bukan cablak, tapi terus terang hihi. Ini adalah percakapanku waktu SMA dengan seorang teman, wkwk. Dia masih inget nggak ya kalo aku bilang mirip donghae, hmm. Dan sebenernya yang aku tuduh mirip donghae ini kata beberapa teman nggak mirip -_-. Tapi tenang, aku bilang kamu mirip kok #lhaterus.
"Pertanyaan gitu doang aja ditanyain!" anggap aja namanya hyfu.
"Lho emang kenapa? Kan aku emang nggak tahu..." si teman yang anggap saja bernama uhfy
"Ya ntar nanya aja sama yang lain, yang kira-kira tahu. Nggak usah pake tanya ke beliau segala. Emang beliau punya waktu?"
"Lho, jelas-jelas beliau sendiri bilang kok, There is no stupid question!"
Oke, sudah nangkep? Menurutku ini yang dibilang cablak. Beberapa orang mungkin punya pemikiran sama dengan si Hyfu ini. Tapi, tentu banyak yang lebih memilih untuk diam dan tidak mengatakan isi hatinya kan? Takut menyakiti hati teman, sih, kalo alasanku. Alasanmu?
Ya, pengertian cablak menurutku adalah ketika kita tanpa pikir panjang mengatakan sesuatu yang ada di pikiran kita, tapi kemudian tidak memikirkan bagaimana perasaan orang yang kita ajak bicara. Hmm, kalo kita berperan jadi si Uhfy, apa ya kira-kira reaksi yang tepat?
A. "Kamu kok gitu sih. Kan aku juga pengen tahu. Iya deh, aku tahu kamu pinter."
B. "Emang kamu tahu jawabannya apa? Apaan coba?"
C. "Pertanyaan gitu doang? Maksudmu apa sih?" dengan nada menggebu.
D. "Ehm. Iya ya? Emang akunya kali ya, yang tadi nggak merhatiin. Habis, aku bener-bener nggak ngerti."
Sebenernya, nada dan bentuk ekspresi itulah yang penting dalam menanggapi orang-orang seperti ini *anggap saja menghadapiku*. Jujur sejujur-jujurnya, aku ini terkadang suka kelepasan bicara, ngatain orang ini begini-lah, ngatain dia begitu-lahh. Yaah, mohon maaf teman-temaaan :'(
Kalo dari aku sih, sabar aja menghadapi orang-orang seperti ini. Bukan berarti kamu jadi makhluk yang kalah, dan tidak seksi karena mengalah saat bertemu dengannya, tapi inilah yang membangun keragaman dalam bermasyarakat :p.
Oya, salam juga buat teman-teman yang merasa dirinya cablak, yuk sama-sama *sama aku juga* kurangi sifat itu. Mari berpikir sebelum berbicara, berpikir sebelum berkomentar. Pastikan tiga hal ini terpenuhi
Apakah itu benar
Apakah itu baik
Apakah itu penting ketika kamu mengatakannya. Dan orang itu membutuhkannya.
Sekarang sih, aku sedang proses menuju itu. Yuk bersama berproses :)
*tumben postinganku bermutu :p*
ceritanya bagus
BalasHapus