Selasa, 21 Januari 2014

Kalau Ubah dengan Hati dulu, Boleh?

Bismillahirrahmanirrahim..

Bisa dibilang ini #latepost banget hehe.
Sebenarnya, judul ini sudah dipersiapkan dari tahun lalu untuk menjadi sebuah postingan. Tapi, GAGAL!
Seakan-akan udah setahun gitu ya nyiapin tulisan ini. Cuman kelewatan pas ganti tahun aja.

"Is, kemarin aku liat dia jalan sama seseorang. Di acara *menyebutkan suatu acara konser* berduaan coba. Nih, aku fotoin buktinya!"
"Oiya?? Emang berduaan doang? Berangkat berdua? Terus pulang berdua juga? Boncengan?!" Berapi-api saya mengomentari fakta ini. Setelah saya liat fotonya sih, emang iya. Niat gitu ya, temen saya sampe motoin gitu. Mungkin dia kesel juga kali ya.

Stop! Kalian menyukai lelaki yang sama? Apa jadinya ya, kalau sepasang orang yang berteman menyukai orang yang sama
Kalau kita menyukai orang yang sama, itu artinya kita memang berteman bukan? Saya Kokyu-Shiritsu Bakaleya Koukou
Itu kalimat yang dikatakan Saya Kokyu kepada Shingyouji Fumie hehe. Out of topic, kembali lagi ke bahasan pertama.

Yauda sih, emang kalo berangkat berdua kenapa? Pulang bareng kenapa? Kalau boncengan kenapa? Hak-hak dia kan? Toh juga mereka udah dewasa. Gitu.
Itu teriakan dari lubuk hati saya yang agak dalam. Kalau teriakan dari lubuk hati saya yang paling dalam, hal yang dilakukan itu sesuatu yang tidak sesuai dengan kebenaran dari yang saya tahu. *kalau fakta ini dilanjutkan, postingan ini jadi postingan yang sangat tendensius. jadi saya stop ya.*

Dari Abu Sa’id AlKhudri Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata: Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, jika kamu tidak mampu maka cegahlah dengan lisanmu dan jika kamu tidak mampu juga maka cegahlah dengan hati. Dan itulah selemah-lemahnya iman (Dikeluarkan oleh Imam Muslim Rahimahullahu)
Mengubah dengan tangan, sebenernya saya bingung caranya gimana untuk perkara ini. Mengubah dengan lisan, sudah saya coba sih. Tapi saya nggak kuat.. Nggak kuat takut nanti malah jadi bersilat lidah terus jadi saya yang kalah, hehe.

Makanya, saya coba ubah dengan hati dulu. Tapi, wait! ....jika kamu tidak mampu juga maka cegahlah dengan hati. Dan itulah selemah-lemahnya iman. 
Saya jadi berpikir, apa saya hanya membuat-buat alasan kalau saya tidak mampu dengan dua cara sebelumnya? Wallahu'alam. Belum menemukan jawaban juga. Hanya pikiran saja sih postingan ini. Belum ada solusi.