Sabtu, 23 Juli 2011

Telepon Misterius [1]

Bismillahirrahmanirrahim, sudah lama tidak posting, tiba tiba pengin posting pengalaman masa SMA .. hehehehe

Sabtu 22 Januari 2011


rasanya senang sekali punya waktu luang untuk pulang setelah sekian lama tidak pulaaang :(

hari itu, sebenarnya hari yang sangat mepet untuk bisa pulang ke rumah, tapi, mau gimana lagi, udah kangeeen :)

meskipun memang masih banyak try out yang harus dijalani waktu itu, tapi, karena sudah lama tidak pulang ya sudaah hahaha :D

sebenarnya tidak ada cerita menarik sepanjang malam ada di rumah. Seperti biasa, hanya tidur, nonton tv dan ngobrol dengan ibu bapak.
Tetapi, kejadian berbeda ketika jam menunjukkan pukul 2 malam. Kami semua sudah terlelap tidur tentunya. Kejadiannya bermula ketika ada suara telepon berdering. Ternyata telepon rumahku yang menyuarakannya. Tergopoh-gopoh (karena masih ngantuk) ibuku pun menuju sumber suara.

"Assalamualaikum" ibuku mengawali pembicaraan.
"Waalaikumussalam, maaf ibu mengganggu malam-malam, betul ini dengan rumah Bapak .... (menyebut nama bapakku)? suara pria yang agak ngebass (kata ibu) terdengar di horn telepon. Heran ibuku, kenapa telepon malam-malam?
"Iya betul pak, maaf ini dengan Bapak siapa? Ada keperluan apa ya, pak? Kok telepon malam-malam begini." ibuku sudah cemas sepertinya..
"Begini bu, saya hendak menyampaikan suatu berita, saya (sebut saja) Charles (maaf sekali kalo ada yang namanya sama, tidak bermaksud..), saya dari pihak kepolisian kota... (menyebut nama kota), ada sesuatu hal yang harus disampaikan ke ibu. Sebelumnya saya ingin bertanya dulu ibu, anak ibu ada yang sekolah di luar kota ya?
Ibuku pun mengiyakannya, kok bisa tahu ya orang ini? Dalam hati ibuku pun bertanya-tanya. Apakah anaknya ini termasuk golongan orang terkenal. Saat itu sebenarnya, ibuku hanya berpikir dua hal, kalo ngga aku memang terkenal di kota itu, atau mungkin aku berbuat keonaran di kota itu.
"Begini bu, anak ibu mengalami kecelakaan bersama dengan dua orang temannya. Saat ini anak ibu dalam kondisi kritis di rumah sakit.."
"Oh begitu pak, lalu?" terdengar suara ibuku biasa saja. Tanpa nada cemas sama sekali.
"Iya bu, anak ibu dalam keadaan kritis, karena kepalanya terbentur benda tumpul. Kepala anak ibu bisa dibilang mengalami kerusakan yang cukup parah.Sedangkan salah satu teman dari anak ibu sudah meninggal."
"Oya pak, lalu saya harus bagaimana, Pak?"
"Karena anak ibu masih belum ditangani di rumah sakit, jadi ibu bisa mengirimkan uang.... (suaranya memelan, tiba tiba menghilang) tut tut tut tut" telepon terputus. Ibuku heran lagi.

"Itu orang malem-malem nelpon udah susah-susah ngangkat, eh, diputusin tiba-tiba! Mana ternyata cuma hoax!" (ga juga sih kalo ibuku bilang itu adalah sesuatu yang hoax, maklum, ibuku agak gaptek, nyambungin kabel buat connect internet aja ndak bisa, gimana mudeng hoax itu apa --") Ibuku menggerutu. Aduuh, ibu, ternyata dirimu sungguh tidak sayang anak. Anaknya dibilang kecelakaan malah biasa saja. Jadinya, sang penelepon pun putus asa, dan tidak melanjutkan pembicaraannya. Yaiyalah, orang anaknya aja lagi pulas tertidur!

Hikmah yang bisa diambil adalah, SAYANG ANAK SAYANG ANAK. hehehe, ngga ding, hikmahnya adalah "Jika ingin menipu seseorang, tidak hanya diperlukan data yang valid saja, tetapi juga waktu yang mendukung." waduh, jangan deh, masa hikmahnya begitu. mari kita ralat, "Teman, janganlah suka menipu, meskipun ada kesempatan dan data data yang mendukung." wehehe, kok hikmahnya aneh yah

akhir kata, menerima kritik dan saran untuk perbaikan terutama untuk part 'hikmah yang bisa diambil' ^^
Wassalamualaikum