Rabu, 21 Agustus 2013

Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Hatiku

Bismillahirrahmanirrahim

kali ini judul postingan-nya agak berbeda dengan postingan-postingan sebelumnya. Bukan benci-benci lagi, tapi ini tentang cinta.

Cinta bukan sembarang cinta kali ini. Bismillah, benar-benar merasa rugi kalau saya tidak terlibat mendukung ini. Saya Muslimah, dan saya bangga.

Tentu kita semua sudah cukup mengenal kasus yang terjadi di Mesir, yang beritanya simpang siur, dan ada beberapa media yang memberitakan kasus ini tidak sesuai dengan kenyataan. Ironisnya adalah, beberapa media tersebut, yang saya ketahui pemiliknya berstatus Muslim! Wallahu'alam.

Tetapi, kata teman saya, konflik di sana bukan terkait dengan agama Islam saja. Berbagai bukti menyatakan, para rakyat pro Mursi yang beragama nasrani saja ikut menjadi korban. Ya, ini kudeta. Tetapi, beberapa pihak yang begitu menyukai perpecahbelahan muslim (karena Mesir merupakan salah satu negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti di Indonesia) memanfaatkan keadaan ini. Sekali lagi, Wallahu'alam bisshawab.

Ya, memang saya tidak sepenuhnya mengerti bagaimana kasus ini bergulir. Tetapi saya sepenuhnya mengerti, korban yang berjatuhan di sana adalah saudara saya sendiri. Umat Muslim!

Masih Islam? atau sudah bukan golongan Islam lagi?
Punten pisan kalau agak menancap di relung hati dan melukai, kalimat caption foto di atas. Potongan-potongan puzzle di atas saya dapatkan waktu pelantikan pengurus LDK di kampus saya, kebetulan saya berada di bawah kibaran bendera syiar.

apa itu R4BIA? Jadi dari beberapa sumber yang saya baca, simbol ini dicetuskan oleh Perdana Menteri Turki, Recep Tayip Erdogan. Banyak korban kudeta Mursi ini yang berjatuhan di Lapangan Rabi'ah Al Adawiyah Mesir ketika memperjuangkan aksi damai pro Mursi yang akhirnya diserang habis-habisan oleh pihak militer dari sana. Kenapa angka 4? Angka ini dipilih untuk menyemboyankan simbol ini, selain itu karena Rabi'ah dalam bahasa arab juga berarti 4.

Sekali lagi, paling tidak pedulilah! Mereka saudara sesama MUSLIM! MUSLIM! Kita satu tubuh, jika satu terluka, maka yang lain pun ikut tersakiti. Semoga pancaran doa yang bisa kita usahakan dari jauh bisa membuat perubahan besar di sana.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Suatu Siang, di Suatu Kota


Bismillahirrahmanirrahim..

Tak pernah saya begitu mencintai suatu kota, sampai saya menginjakkan kaki di sana. Cuma sebentar, tapi benar-benar berkesan.

Siang itu, saya hanya mampir sebentar di kota itu, untuk sholat dhuhur, lalu kemudian melanjutkan perjalanan. Udara di sana dingin, sejuk sekali. Terbayang, suatu saat akan tinggal di sana, bersama dengan keluarga di masa depan. *aaamiiin*

Entah, memang baru perjalanan kali ini melewati jalur tersebut dan mampir di kota itu. Memang dulu sempat punya relasi dengan kota itu, tapi, sesaat, terus usai. Sekarang sudah tidak begitu dekat. Ada sih, saudara yang tinggal di sana, tapi, ingin sekali suatu saat saya juga bisa tinggal, dan bermukim di sana.

Tapi, hampir sebulan ini sudah tiga kali aku lewat kota itu, alhamdulillah. Saat melewatinya, seakan ada yang harus ditemui di sana. Tapi, sayangnya saya tak tahu itu siapa. Entah, sepertinya hati terlalu terikat dengan kota itu.

Kota itu bukan kota besar, dan bukan kota yang sering dipromosikan di televisi. Tapi, sekali lagi entah, tautan hati menuju ke sana begitu kuat. Entah, mungkin suatu saat impian untuk tinggal di sana bisa terwujud. Jika tidak, ya berarti memang bukan di sana tempat yang tepat untuk saya..


Kontradiksi

Bismillahirrahmanirrahim..

Ini bagaikan, kamu takut ular, tapi suamimu pawang ular.

Ini bagaikan, kamu narapidana, tapi istrimu polwan.

Ini bagaikan, kamu takut setan, tapi ayahmu paranormal.

Ini bagaikan, kamu takut ikan, tapi suamimu nelayan.

Ini bagaikan, kamu takut api, tapi suamimu pemadam kebakaran..


Rabu, 07 Agustus 2013

Aku Membencimu Dengan Sepenuh Hatiku (3)

Bismillahhirrahmanirrahim..
"Cintailah kekasihmu dengan sederhana, boleh jadi engkau akan membencinya pada suatu ketika. Dan bencilah orang yang engkau benci dengan sederhana, boleh jadi engkau akan mengasihinya pada suatu ketika." (HR At-Turmuzi).


Maaf ya, selalu membuat postingan tentang benci-benci. Habis kalau cinta-cintaan mulu dibilang galau ._. *yang ini juga bikin galau aiiiss pfft *hammer

Sebenarnya kali ini bukan tentang benci yang jadi cinta atau cinta yang jadi benci, tolong dipisahkan, pliisss.. Untuk postingan kalii inii saja *mmm, berarti yang sebelumnya?

Ada alasan yang tidak kuketahui tentang membenci seseorang. Mengutip kata teman saya

Burung cenderung berkumpul dengan yg warna sayapnya sama. Sama seperti manusia, berkelompok sesuai ketertarikan masing2. (Yahdiyani Razanah, 2013).

Ketertarikan pada sesuatu saja ada alasannya. Tapi, rasa benci ini justru datang tanpa alasan. Benar-benar tanpa alasan. Kalau ditanya alasannya, pasti kujawab "Ya, pokoknya sebel ajaa!"

Manusia diciptakan dengan kecenderungan yang adil. Maksudnya, ketika kita cenderung pada sesuatu, hal itu memang membuat kita lebih nyaman. Kecenderungan tiap orang berbeda kan? Karena itu sesuai kebutuhan, sesuai kenyamanan.

Tapi, untuk kali ini.. I cannot handle it, really! Benar-benar sebel lho. Nggak ngerti lagi kenapa. Tetapi, setelah ini aku akan mencoba untuk tidak terlalu sebel atau terlalu benci. Haha! Semangat ais!


Minggu, 04 Agustus 2013

Heavily Overdramatized But Loving....

Bismillahirrahmanirrahim..

Postingan kali ini sebenernya tentang progress report liburan. Liburan ngapain aja siih? Katanya sih pada reuni-reuninan gitu. Termasuk saya, yang bersusah payah ikut buber anak-anak SMA.

Kenapa bersusah payah? Karena rumah saya jauh dari SMA, dan kebetulan dulu harus indekos waktu duduk di bangku SMA.

Oke sekian, nyambung sama pernyataan saya sebelumnya, di mana saya bersusah payah, ada temen saya yang rumahnya juga jauh tapi ngga sampe ngekos kayak saya, cuman ditungguin nggak dateng-dateng. Janji jam 2 kumpul, tapi dia malah baru berangkat jam 3 sore, dasaaaaar -_-.

Aku menunggu bersama dengan 2 orang jangkung yang udah saya sms duluan dengan nada mengancam. "Pokoknya kumpul jam 2 di smaga yaa. Kalau belum ada orang jam 2 aku pulaaaang!". Eh, ternyata mereka beneran dateng tepat waktu. si Tono alias Dila betina super, berangkat dari Ngaliyan jam setengah 2. Tapi ternyata dia pergi ke perum ganeca dulu ngampirin si Antagonis Anin. Ampuun, si Dila sama aja muterin semarang itu, dari ujung ke ujung haha.

Bercakap-cakap sama mereka itu ngga pernah bosen. Sampe pengen si Anin saya bungkus dan saya bawa pulang saking langkanya nih orang. Jadi, ceritanya ada anak-anak yang masih pake baju seragam SMP tapi keluar-masuk smaga dengan bebasnya, apa-apaan nih.
"Eh, itu kok banyak anak SMP masuk smaga sih? Emang mau ada acara apa?" ini saya yang tanya. Kebetulan di lapangan depan smaga lagi dipasangin tratak, mungkin buat acara Nuzulul atau Lailatul Qadr kali ya.
"Ya paling lagi jemput kakaknya yang sekolah di smaga." habis si Anin bilang kayak gitu, banyak banget rombongan anak-anak yg pake baju seragam SMP keluar dari hiruk-pikuk smaga. Waah, ini mah kayaknya anak-anak yang seragamnya belum pada jadi..

Contoh lain adalah, ada orang tua yang jemput anaknya pulang dari sekolah. Nah, ceritanya, ada anak-anak smaga yang lagi nungguin dijemput di tempat sebelah kita persis nungguin hambun a.k.a Rieza.
"Wah, itu kok bisa barengan ya jemputnya.." karena anak-anak yang bareng-bareng nungguin itu tiba-tiba berdiri bersamaan karena jemputan orang tuanya sama-sama udah dateng.
"Orang tuanya sahabatan kali, makanya bisa bareng." bzzz~~

Udah ashar terus kita cau ke Ahlil Jannah. Aaaah banyak cerita tersimpan di masjid ini wkwkwk. Kebetulan lagi mau deket-deket liburan Idul Fitri, akhirnya pas ke sana pas lagi ada bagi-bagi zakat fitrah ke warga sekitar. Aaaah jadi inget jaman dulu, pas jadi petugas penerima zakat fitrah, haha harus salaman dulu sama yang mau zakat terus baca doa niat zakat fitrah.. Aaaah jadi inget kaan, stop! Stoop!!

Pas kita udah balik nungguin hambun lagi, dia dateng dengan rambut acak-acakan ala anak motor. Nih anak udah nggak jadi BRT-MANIA lagi, udah punya motor dan udah bisa naiknya sekarang. Mana saya diboncengin lagi hahaha.

Akhirnya setelah memutuskan tidak ikut buber, jadinya malah ikut buber. Pfft, dan ini progress reportnyaa
Nungguin kepala suku. Difoto saya doang yg sadar, wkwk

Dan ternyata di buber inilah, Si Dila dan si Anin ngikut jadi panitianya haha. si Dila jadi humas, si Anin jadi bendahara. Liat tuh mukanya aja (atas, pake jilbab pink polkadot) udah antagonis banget ngurusin peserta buber yang belum pada bayar dan bingung karena baru dikit yang dateng.

Tanpa Icho haha, kesian fotonya di depan pos satpam gitu
Ada Nikita Mirzani di tengah hahaha, sian nih si sherly dipanggil nikita mirzani mulu
Hayoo, itu yang di pojok belum bayar! Ceritanya si Akbar yang baru dateng udah ditagih duit ajaa
duo alela resesif, asik banget daah

coba deh didownload fotonya, terus di zoom hahaha
duo anak kedokteran. Mbak Cha (biru) anak FK UGM. Cik Baz (tosca) anak FK Undip
Karena saya izin pulang duluan akhirnya gak ikutan babak buber selanjutnya. Ternyata mereka pada balik lagi ke smaga, bincang-bincang dan foto-foto di sana. Tapi saya nggak ikutaaaan. Aaah, kalo di smaga jadi terkenang semuanya, nihh.. Yah, semoga bisa jumpa lagi sama kelas holometabola ini, katanya sih kepanjangannya itu Heavily Overdramatized But Loving Memory Twelve Science of Eight That Becoming a Legendary.. panjang banget yaaa

Jumat, 02 Agustus 2013

Pendewasaan Hati-Bersekutu dalam Kelam

Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini ke rumah sakit lagi. Jangan tanya kenapa, mungkin lain kali kujelaskan yaa hehe.
Ya, seperti kita ketahui, kalau ke rumah sakit itu pasti ada rutinitas mengantri. Seperti orang lain yang rawat jalan, aku pun ikut mengantri.

Di sela-sela antrian itu, kutemukan beberapa percakapan menarik, haha. Menarik sekaligus bikin gemas. *duuh, pengen kucubit itu pipinyaa.

A : "Iya, bayangin, bu. Saya antri dari tadi jam 7 pagi, dan sampe sekarang belum dipanggil." melirik jam tangan. Sudah jam 9.30. Kyaa, ini aku aja baru sampe. Selesai antri jam berapa broo.
B : "Iya, bener banget bu. Ini saja saya juga baru dateng kurang tahu dapet jam berapa nanti." Sahut ibu di kursi belakangnya. Jadi percakapan ini melibatkan ibu-ibu yang duduknya depan belakang. Sedangkan aku duduk di kursi sebaris di belakangnya.

A : "Ini anak saya sampe bilang,'Ma, ini  kalo aku nggak  diladenin sampe jam 12 nanti, aku pulang. Nggak mau periksa lagiii!!' Gitu lho buu.. Lama banget yaa."
B : "Iya bu, saya juga sampe capek nungguinnya......" Habis itu aku nggak denger ibunya bicara apa. FTV-nya terlalu menarik kalo tidak ditonton, kebetulan di ruang tunggunya ada tivi. Judulnya Dicari! Pendamping Wisuda Keren. Yang main ..... eh ngelantur, maaf maaf.

Terus apa hubungannya bersekutu dalam kelam sama percakapan ibu-ibu tadi?
Emang itu judulnya agak lebay-alay, maaf ya.  Jadi, maksudku begini. Ibu itu berkata dengan nada emosi nan menggebu, dan ditanggapi dengan pola yang senada pula.

Padahal kan itu menceritakan sesuatu yang negatif ya. Tapi, mungkin memang ada beberapa penyebab mengapa tanggapan ibu B begitu.
a. Sama-sama kesel juga, karena nungguinnya lama beuut.
b. Mengakrabkan diri dengan meyakinkan lawan bicara bahwa mereka pada posisi yang sama
c. Menjalin silaturahmi dengan orang yang sama-sama lagi ngantri.

Coba kalau tanggapan ibu B diganti..
A : "Iya, bayangin, bu. Saya antri dari tadi jam 7 pagi, dan sampe sekarang belum dipanggil."
B : "Sabar aja bu.Mungkin memang lagi banyak yang harus diurusin."
A : "Tapi ya masak dari tadi urusannya nggak kelar-kelar.."
B : "Mungkin emang urusannya banyak banget bu. Saya juga dari tadi masih belum dipanggil, kok bu."
A : "Tapi saya udah dari tadi jam 7 pagi ibuu."

Eh, eh, kok malah  lebih bahaya ya. Terus harusnya gimana ya? Berhadapan dengan orang yang berbicara dengan nada negatif seperti tadi? *termasuk diri saya sendiri


Mungkin memang harus belajar lebih banyak untuk mensyukuri apapun keadaan kita. Mau ngantri lama, yang penting masih bisa ngantri #apasih. Ya, kalau bisa sih, sehat selalu biar nggak bolak-balik rumah sakit dan ngantri berlama-lama. Kan jadi tidak produktif :)

Kita Teman, tapi…




Bismillahirrahmanirrahim..
  

Sahabat adalah orang yang membuat kita jadi orang yang benar, bukan orang yang selalu membenarkan kita (Ali ra)


Seandainya aku bisa menjadi teman yang seperti itu. Bukan orang yang hanya bisa terdiam, ketika ia berkata yang mungkin agak sedikit menyimpang dari pendapatku. Bukan berarti pendapatku benar dan dia salah, tapi, ini soal kebaikan untuk kami berdua, dan yang lainnya. 



Tetapi aku bisa membedakan, mana yang benar, dan mana yang salah. Setahuku, yang kau lakukan sekarang, belum sesuai dengan yang benar dari yang aku tahu.

Tepat, 2 tahun lalu. 2 Agustus 2011-11.59