Sabtu, 25 Juli 2015

Cerpen : Pertemuan

Assalamu'alaikum.
Ini adalah kelanjutan dari Cerpen : Menciptakan Kehilangan, karena ada beberapa yang minta cerita ini dilanjutkan. Entah, ini jadinya cerbung atau tetap cerpen. Masih sederhana, karena menulis cerita itu sulit. Selamat Menikmati :)

***

Mata Lesa masih saja terpaku pada naskah yang kini ia pegang. Penuh dengan coretan, tapi ia tak sepenuhnya percaya diri dengan hasil pekerjaannya. Lesa menyerah. Akhirnya Ia memutuskan beranjak dari tempat duduknya. Berjalan-jalan.

"Mbak Astri, keluar yuk." Pinta Lesa, sebagai junior, Ia memang terkenal manja. Tapi, manjanya lihat-lihat orang juga sih. Tak mungkin Ia bermanja pada pimpinan Redaksi. Kali ini Ia bermanja pada Astri, perempuan yang tengah menikmati es buah yang Ia beli di depan kantor.

"Les, aku barusan aja keluar nih. Lagian abis ini aku juga mau ketemu sama klien." Astri ini salah satu layouter di kantor tempat Lesa bekerja, "Mau ngomongin hal penting nih."

"Yaudah deh mbak. Mbak, kalo nanti chief nyariin aku, bilang ya mbak, aku lagi mau refresh otak dulu. Pening pala adek." Ia berpamitan. 

"Les, mau ke mana?" Sekali lagi, entah keberapa kali, Lesa kembali dikagetkan oleh Dika. 
"Diiiiiiik! Bikin kaget terus sih lau!"
"Hei, kamu tuh ya, sama senior bukannya menghormati malah panggil nama. Panggil kakak kek, abang, mas, apa kek gitu." Dika melirik Astri meminta persetujuan, sebenarnya lebih tepat mencari pembela. Belakangan Dika memang selalu dipanggil nama saja oleh Lesa. Tapi setiap Ia membela diri di depan Lesa, Ia selalu kalah, karena kemampuan Lesa menyerang balik melebihi kemampuannya. 

"Iya deh. Ka." Lesa menjawab protes itu dengan lesu. Dika membatin, kok begini aja sih, responnya. Tak keburu Ia membalas jawaban Lesa, gadis itu sudah berbalik menuju pintu keluar. Ia masih lesu hingga dia berpapasan dengan lelaki yang menghalangi jalannya. Ia ke kiri, lelaki itu ke arah yang sama ia minggir. Begitu berlangsung hingga dua kali.

"Eh, maaf mbak." Lelaki itu menyunggingkan senyum sambil berlalu setelah akhirnya Lesa tetap berdiri di tengah, mempersilakan lelaki itu. Lesa kemudian kembali berbalik, mengamati lelaki itu yang ternyata menyapa Astri. Oh, sepertinya lelaki itulah yang dimaksud klien oleh Astri.

Di luar kantor, Lesa tak menemukan apa-apa. Gadis berambut pendek itu pun kembali lagi menuju mejanya. Setumpuk fotokopian naskah yang harus ia periksa ejaan, bahkan susunan kalimatnya menanti. Minggu ini deadline untuk segera menyelesaikan tugas itu. Sebenarnya saat ini ia masih dalam proses belajar menyunting naskah. Toh, nanti naskah itu akan tetap diperiksa kembali oleh editor senior, apakah sudah layak terbit atau belum. Naskah itu pun akan mengalami nasib yang sama, difotokopi kembali, untuk kemudian dicoret sana-sini.

"Kamu pernah ketemu langsung sama Bung Tegar, Les? Bukannya editor itu harus ketemu sama penulisnya dan membahas perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada tulisannya?" Lamunan Lesa melayang pada percakapannya dengan Dika tiga hari lalu. Pada saat itu pula, gadis itu menyadari bahwa Ia bahkan tak tahu bagaimana wajah penulis naskah dengan genre galau itu.

"Belum, yang suka ketemu itu Teh Pipit, kan aku masih magang Dik, istilahnya. Ini masih latihan buat aku. Kata chief sih begitu. Aku juga nggak merasa perlu ketemu sama orang melankolis macam Tegar." 

"Mungkin kan, kalau kamu ketemu sama orangnya kamu jadi tahu, dia itu tipe yang seperti apa dan pengen tulisannya mengalir seperti apa.."

"Aku kan cuma ngoreksi ejaan sama struktur kalimat, Dik. Eh bukan cuma ding. Itu aja udah bikin aku pusing banget.." Kepeningan itu belum berakhir hingga kini bagi Lesa. 

Ngantuuuk. Aaaw!

"Ah, maaf mas, nggak ngeliat jalan tadi!" Lesa setengah berteriak. Bahunya menyenggol lengan seseorang. Ia bersiap untuk protes jika lelaki itu Dika. Namun, lelaki itu adalah lelaki yang ia temui sebelumnya. Ia pun harus bertatapan kembali dengan  lelaki tersebut. 
  
"Iya, nggak papa, Mbak. Saya juga tadi kurang konsentrasi. Mari, mbak.." Lalu Lesa merasa seperti terbang. Senyuman lelaki itu begitu menenangkan Lesa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

need your support :)