tag:blogger.com,1999:blog-70899937403078973802024-02-19T10:47:34.609+07:00Aisyah Aulia WahidaAisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.comBlogger127125tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-6493532527180392392019-01-13T21:15:00.000+07:002019-01-13T21:19:52.525+07:00Bahagia - Menutup Internship<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Harap tanggal <i>sekian - sekian - sekian </i>pukul 14.00 seluruh peserta mengumpulkan tugas, dan absen beserta logbook berisi 400 kasus. Tanggal ....."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baca jarkom rasanya udah deg-degan, dan kepikiran, banyak target yang belum kekejar, tapi waktu sangat sempit. Belum juga belajar buat ACLS bulan ini, emang itungannya aku nekat ikut bulan ini, mepet-mepet sekali dengan penyelesaian internship dan sangat berkaitan dengan deadline-deadline yang sudah kutunda berkali-kali (ini aja ngetiknya sambil bikin laporan, karena nyicil absen belum bisa soalnya absen ketinggalan di tempat rantau).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, kok rasanya bahagia ya? Enggak cemas? Ah karena internship mau usai kali, makanya senang?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jujur, sebenarnya cemas juga, karena banyak target yang belum terselesaikan berkaitan dengan tugas internship. Tetapi, ada hal yang membuatku bahagia. Dua hari yang lalu, aku mendapatkan kabar yang cukup menenangkan dan menyenangkan hati. Apa sih, apa, apaaaaa.....??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya aku belum cukup siap bercerita disini (wkwk setelah bolos 30 hari bercerita sekian hari). Aku hanya ingin mengingatkan diri, bahwa momentum itu terjadi beberapa saat sebelum tulisan ini dibuat. Rasanya bahagia, meskipun sampai ditanya berkali-kali oleh sang pemberi kabar, "Kamu seneng nggak?" Mungkin dia merasa responku tidak cukup terlihat bahagia. Tapi, sungguh, dari lubuk hatiku yang terdalam, aku merasakan bahagia dan lega dalam 1 waktu yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun kemarin aku berbuat salah kepada sang pemberi kabar, dia tetep sabar, dan mau melanjutkan semua proses. Eh, beneran mau kan? Harus mauuuu.....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang benar, kata sang pemberi kabar kalau aku harus merenung. Tapi, sungguh, aku bahagia, meskipun belum terlihat cukup bagimu. "Aku seneng kok, seneeeeeeeng bangeeeeeet........ Bismillah semoga aku bisa berubah jadi lebih baik lagi."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aamiiin. Aku lanjut ngetik laporan yah, sungguh senangnya hatikuuuuu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-3232015819651212312019-01-03T22:53:00.002+07:002019-01-13T21:20:03.509+07:00Day 2 - Apakah Aku Cukup Kuat?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Assalamualaikum!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeaah, memasuki hari kedua dalam upaya 30 hari bercerita. Hari ini mau cerita random saja ah. Sebenernya kemaren juga cerita random. Mungkin besok juga, atau bahkan besoknya lagi, hingga 30 hari tiba, wkwkw.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tahun 2019 ini, kehidupanku sepertinya semakin ruwet. Kurang bercanda kali, ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kadang tuh kita perlu serius dalam bercanda. Bener-bener bercanda maksudnya. Nggak ada niatan untuk bicara yang serius." Eh apa sih maksudnya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jujur, karena menghadapi dunia kerja (yang akhir-akhir ini terasa begitu nyata nuansanya di hati, halah) membuatku jadi punya pandangan yang berbeda dalam berbagai hal. Kemarin waktu jaga IGD shift siang, aku jaga dengan salah satu senior yang dikenal sangat <i>humble</i>. Sampai aku tiba di suatu pembicaraan yang cukup serius, mengenai 'penjatuhan karir seseorang dengan sengaja'</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Saya beneran disalah-salahin. Dibilang suka terlambat, susah diajak bekerja sama dengan tim."</div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu itu aku cuma jadi pendengar pasif, karena ada orang lain yang memang terlihat aktif mendengarkan, "Saya sampai dipanggil sama pemimpin direksi karena laporan salah seorang pekerja itu. Saya cuma mikir, wong ya dia suka kerja bareng di shift yang sama dengan saya, kok ya nggak ngerasain sendiri saya seperti itu atau tidak. Bisa dicek absennya dulu gitu, tanyain rekan kerja yang lain, apa iya saya sampai begitu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal yang aku rasakan selama bekerja dengan beliau, beliau ini orangnya ramah senyum, nggak pernah menjatuhkan orang lain, dan sangat mau membantu orang lain, kesannya tulus gitu. Itu juga bukan aku doang yang bilang, beberapa rekan kerja setim juga setuju dengan sifat beliau yang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah dunia kerja sekejam dan sejahat itu? Kalau kata beliau sih, kenapa sampai beliau diperlakukan seperti itu, karena pada saat itu adalah fase dimana pengejaran 'jabatan' untuk orang yang seangkatan dengan beliau. "Saya nggak pernah punya ambisi buat gimana-gimana. Ya makanya sampai sekarang di saat mereka sudah ada di jajaran direksi, ya sudah saya mah di tatanan sini-sini aja."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hmm... apakah benar-benar akan seperti itu? Apakah aku yang polos ini bisa melaluinya? Apakah aku cukup kuat?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-6719199186542939292019-01-02T19:24:00.001+07:002019-01-03T22:30:51.286+07:00Sepertiga Setahun Kemarin "Menjelang Akhir Internship"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Assalamualaikuum!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wah, sudah setahun saya tidak menulis blog. Sepertinya sudah semakin kaku tangan dan jiwa ini untuk menuliskan isi pikir. Salah satu revolusi (why? salah kali! bukannya resolusi?) 2019 saya adalah kembali menulis. Senangnya ketika kembali menulis adalah saat menumpahkan cerita hari ini, atau hari-hari sebelumnya, dan menjadi kenangan yang membahagiakan ketika membacanya kembali. Baik itu kenangan yang sedih atau kenangan yang menyenangkan. Eh, kenapa kenangan yang sedih malah membahagiakan? Karena hatiku senang, aku sudah pernah dan mampu melalui masa terberat dalam hidupku! 😊 <br />
<br />
Oiya sekedar informasi, aisyah sudah hampir selesai melewati fase internship! Hehe, loh sudah selesai tho koasnya?! Iya dong! Kemana ajaaaa...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, gara-gara nggak pernah nulis jadi begini deh. Maafkan aku blogku.. Sesungguhnya ini sedang minta maaf kepada diri sendiri, karena jadinya tidak pernah ada momen yang diingat dan direfleksikan melalui tulisan selama beberapa tahun terakhir. Bagaimana deg2annya menghadapi ujian akhir menjadi dokter, dan masa-masa menunggu sebelum akhirnya internship, dan sekarang tiba di masa internship sudah mendekati usai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baiknya aku mulai dari mana dulu? Tujuannya adalah untuk mencatat memori yang lalu dan pernah dialami, jadi nggak sepi amat hidupku ini, udah ngga pernah baca, nulis pun nggak pernah 😕</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaa di masa internship yang tadinya aku nggak berharap ini ada, lalu kini berubah menjadi rasa terimakasih, karena ternyata pengalaman yang cukup banyak muncul ketika fase ini. Menghadapi hiruk pikuk tanggung jawab dunia kerja yang mulai terasa nyata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi masa internship itu akan dijalani selama 1 tahun, dan akan dialami oleh semua dokter umum fresh graduate. Ndak tau sih kalo ada yang ndak ngalamin, tapi setahuku peraturannya kita harus melewati itu dulu untuk selanjutnya menjadi 'dokter beneran'. Loh sekarang nggak dokter beneran tho? Hmm, selama internship kita belum dapat STR (Surat Tanda Registrasi) definitif, namun dapat STR internship, yang menandakan kita masih internship. Lalu selain itu, kita baru dapat SIP (Surat Izin Praktek) di dua tempat khusus kita internship, jadi kita belum boleh praktek selain di dua tempat internship kita. Jadi menurut temen-temen gimana tuh? Dokter beneran nggak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah kita dapat dua tempat praktek itu di mana saja? Jadi selama 1 tahun internship, kita akan mengalami 3 stase, yang pertama IGD, bangsal (rawat inap), dan puskesmas. Untuk urutannya bisa diputar-putar, karena tergantung dengan kelompok internship, jadi satu gelombang internship (kita singkat aja jadi iship yaa) akan dibagi 3 kelompok untuk mengisi rotasi 3 bagian tersebut. Mari kita mulai cerita dari sudut pandangku yaa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kebagian rotasi pertama di rawat inap, alias bangsal. Selama 4 bulan pertama internship, kami (aku dan rekan sekelompok) akan ditugaskan berjaga di ruangan rawat inap. Kami bertanggung jawab untuk mengatasi kegawatan atau keluhan-keluhan pasien yang sudah 'turun' ke ruangan, pasien-pasien ini bisa berasal dari mana saja. Bisa dari IGD (Instalasi Gawat Darurat) atau dari poliklinik spesialis. Nggak seperti di sinetron-sinetron atau drama 'bilang aja putus' (nama samaran) yang masuk rumah sakit tiba-tiba langsung masuk ke ruangan rawat inap, sudah diinfus dan bla-bla. Atau positive thinking aja yaa, mereka skip episode pas di IGD-nya (rata-rata karena kecelakaan atau pingsan). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak hal yang dilalui, mulai dari desas-desus kamar jaga dokter adalah bekas ruangan rawat inap yang horor. Tapi, selama di sana sih, tidak kutemui adanya kebenaran dari desas desus itu. Alhamdulillah tidur nyenyak, meskipun kadang harus siap bangun malam jika ada telepon dari ruangan rawat inap. Kalau dari segi kasus medis, yaa, banyak hal yang aku dapat selama menjalani tugas di sini. Mulai dari kegawatan karena ada pasien yang henti nafas, apalagi malam hari, dan harus siap-siap tenaga untuk resusitasi jantung dan paru, dalam rangka mengembalikan fungsi tubuh dari pasien itu agar tetap hidup. Yaa, nggak jarang juga berakhir dengan sedih, karena kehendak Allah yang kemudian terjadi. Bagaimana melatih diri memberikan "bad news" kepada pasien dengan cara yang baik, namun juga tidak menjanjikan hal yang muluk-muluk. Kita hanya menjanjikan upaya yang maksimal, sisanya, tetap Allah yang menentukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak cuma kasus medis sih yang menarik. Kadang ada kasus psikiatris yang memang cukup menyedihkan, dan kadang membuatku sebagai pihak ketiga merasa iba. Di tempat kami iship, istilah gangguan jiwa bagi para warga adalah istilah yang sangat tabu, dan bisa jadi membuat hilangnya <i>trust </i>dari keluarga kepada para tenaga medis. Keluarga pasien bisa akan sangat marah ketika tahu bahwa pasien ini direkomendasikan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis kesehatan jiwa atau psikiater. Padahal sebenarnya pada dasarnya mungkin pasien ini butuh konseling untuk kesehatan jiwanya. Oiya, gangguan jiwa bukan semata-mata hanya berputar pada gangguan jiwa yang oleh orang awam kadang disebut sebagai 'gila', di dunia medis, bisa kita sebut skizofrenia, di mana ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk mendiagnosis seseorang dengan gangguan jiwa macam ini. Gangguan kecemasan berlebih, gangguan penyesuaian diri, juga termasuk gangguan jiwa loh, eh tapi ini kita bahas di lain kesempatan aja yaah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang ingin aku bahas untuk pembahasan kali ini adalah sepertiga waktu selama setahun kemarin. Menjalani hari-hari yang cukup <i>stressful</i>, karena pada akhirnya <i>bruxism</i>ku kembali kambuh. Duh-duh apa itu bruxism? Bisa baca <a href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bruxism/symptoms-causes/syc-20356095" target="_blank">di sini</a> yaa, belum sempat jelasin hihi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, di sini, aku ternyata belajar banyak. Menjadi dokter itu nggak semudah bayangan. Ada banyak aspek yang perlu dipelajari, yang tidak hanya berkaitan dengan ilmu saja, tapi berkaitan dengan aktualisasi diri ke masyarakat. Ada kasus lain yang menarik. Ada seorang anak usia 13 tahun, mengalami kejang. Lalu kemudian singkat cerita, aku menduga anak ini mengalami epilepsi. Namun, demi pemeriksaan lebih lanjut, pasien ini perlu dirujuk ke dokter spesialis saraf, untuk pemeriksaan penunjang, misalnya elektroensefalografi atau EEG untuk memeriksa gelombang otaknya. Namun si ibu bersikeras untuk membawa anaknya ke paranormal, karena beliau merasa anaknya ini 'ketempelan'. Dari sekian banyak pemeriksaan yang aku dapati memang ada kelainan dari segi medis, jadinya kubujuk ibu ini untuk tetap menjalani proses medis dalam mengobati anaknya. Dan pada akhirnya, ibu ini setuju untuk menjalani proses tersebut, alhamdulillah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar banyak hal untuk tetap memberi pasien informasi yang berhak pasien ketahui, agar bisa mengambil keputusan yang logis, dan sesuai dengan kebutuhan pasien, bukan kebutuhan dokter saja. Duuh acak adut ya tulisankuu... Tapi nggak papa ais, besok-besok perbaiki lagi ya. Mungkin 30 hari bercerita bisa jadi titik tolak memperbaiki blog ini. Tetap semangat menulis, Ais! </div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-83483107693028588192018-10-10T08:56:00.004+07:002018-10-10T08:56:58.519+07:00Apa Maumu?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kalau menangis tak mengeluarkan air mata, aku bisa menangis setiap saat<br />
<br />
Ingin rasanya ku berbagi denganmu, tapi rasa-rasanya kau sudah tak ingin mendengarkanku..<br />
<br />
Setiap aku mencoba meraba bagaimana perasaanku, hasilnya sama, tak pernah berubah..<br />
<br />
Mengapa hati wanita bisa seperti itu?<br />
<br />
Apakah kau pernah merasa sakit ketika aku menangis? Aku hanya ingin tahu saja, bagaimana perasaanmu.. Melihat hati orang yang kau bilang kausayang tampak membutuhkanmu, namun kau justru membiarkannya...</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-16365358412427394582018-01-02T12:43:00.000+07:002018-01-02T12:43:03.779+07:00Jangan Jadi Gendut!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Assalamualaikum!</div>
<div style="text-align: justify;">
Haiii sudah lamaaa tidak bersuaaa..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya nih, lagi sibuk memadatkan diri, dengan kegiatan yang cenderung memadatkan badan. Makan, tidur, nonton drama, tidur lagi, makan lagi... Muteeeer aja disitu..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhasil, tak disangka tak dinyana, saat iseng timbang berat badan, BB saya naik 15 kg dibandingkan saat SMA dulu.. ckckck.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah saya amati, dan saya pikirkan matang-matang, kenapa hal tersebut bisa terjadi, saya mendapatkan suatu kesimpulan. Saya ini termasuk orang yang sangaaat cuek dengan penampilan, terutama dulu, waktu masih awal-awal kuliah. Karena itulah saya cuek mau makanan apa aja diembat. Pengalaman semasa SMP saya jadikan patokan, badan saya nggak bisa gemuk waktu SMP, segitu-segitu aja meskipun makannya banyak. Namun, percayalah, era sudah berubah, makanan bermutasi, kemudian badan saya ikut bermutasi. Sekarang yang terjadi kebalikannya, makan sesedikit apapun, tetap gendutlah hasil akhirnya.. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Gendut ini ingin segera saya akhiri.. "Loooh, kenapa Is? Kok sekarang jadi pemerhati penampilan gini?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Awalnya sih karena capek juga dibilang, "Diet Is makanya, badan udah gemuk gitu.."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Yaampun iiiis, gendut bangeeet.." Dan emang ketika saya melakukan pengukuran <i>Body Mass Index</i>, body saya udah termasuk ke OBESITAS. OH MY GOD!!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seketika saya merasa badan terasa berat, terus kepikiran, pantesan jadi sering ngantuk.. Suka males jadinya kalau mau ngapa-ngapain, pokoknya multiple banget deh keluhannya. Apalagi dengan riwayat penyakit yang saya kantongi, saya jadi takut kena diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan puncaknya bisa sindroma metabolik*.. oh nooo!!</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Apaan sih sindroma metabolik itu? Sebenarnya ada beberapa kriteria diagnosis dari pengertian si sindroma metabolik ini. Namun, kalau menurut <span style="background-color: white; text-align: start;">NCEP (</span><em style="background-color: white; box-sizing: border-box; text-align: start;">National Cholesterol Education Program, </em><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; text-align: start;">ini lembaga punya Amerika</span><span style="background-color: white; text-align: start;">) sindroma metabolik ini merupakan sekelompok kelainan metabolik, baik lipid (lemak) maupun non-lipid (non-lemak) yang merupakan FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER, yang terdiri dari <u>obesitas sentral</u>, dislipidemia aterogenik (kadar trigliserida tinggi, tapi kadar HDL rendah), hipertensi, dan kadar glukosa darah tidak normal. Bentar-bentar, kamu abis ngomong apaaa iss??</span></span><br />
<span style="background-color: white; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="background-color: white; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;">Hehe, oke-oke, kita perjelas dulu yaa, kriteria diagnosis untuk sindroma metabolik, kalau nanti ada yang perlu diperjelas, bisa saya tambahin lagi penjelasannya. Sebenarnya untuk kriteria sindroma metabolik ini juga ada yang menurut WHO, namun hingga kini, kriteria dari NCEP-ATP III inilah yang mudah dilakukan untuk para klinisi dalam mendiagnosis sindroma metabolik. Setidaknya 3 dari 5 syarat terpenuhi dari kriteria berikut ini:</span></span><br />
<br />
<ol>
<li>Obesitas Sentral : Pria >102 cm | Wanita > 88 cm, nah, namun kriteria ini mengalami modifikasi, hal ini karena terdapat perbedaan ukuran lingkar pinggang 'normal' berdasarkan etnis. Sooo, kalau Anda orang Asia, maka lingkar pinggang yang memenuhi syarat obesitas sentral adalah <b>> 90 cm untuk pria, dan untuk wanita > 80 cm</b></li>
<li>Trigliserida : ≥<b>150 mg/dl</b></li>
<li>Kolesterol HDL : <b>Pria < 40 mg/dl | Wanita < 50 mg/dl </b>(kolesterol HDL ini yang dinamakan kolesterol baik)</li>
<li>Tekanan darah :<b> ≥ 130 mmHg / ≥ 85 mmHg</b></li>
<li>Glukosa darah puasa :<b> > 110 mg/dl</b></li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Gimanaaa? Sudahkah teman-teman memenuhi 3 kriteriaa? Oiya, bahkan saya sempat mengikuti kuliah <span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; font-weight: bold; text-align: left;">Dr</span><span style="background-color: white; text-align: left;">. </span><span style="background-color: white; font-weight: bold; text-align: left;">dr</span><span style="background-color: white; text-align: left;">. </span><span style="background-color: white; font-weight: bold; text-align: left;">Wara</span><span style="background-color: white; text-align: left;"> Kushartanti, M.S. dari FIK UNY, beliau mengatakan bahwa, sekarang sindroma metabolik bisa 'dilihat' hanya dari ukuran lingkar pinggang saja lho. Karena hal tersebut menggambarkan juga bagaimana gaya hidup kita yang apa-apa dimakan haha. Gimana, bahaya nggak? Langsung deh pada ngukur lingkar pinggang masing-masing yak.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; text-align: left;"><br /></span></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Kalau ais gimana lingkar pinggangnyaa? Psssst... masih normal, kalau saya orang Amerika, buahaha. Kalau orang Asia udah lebih dooong? Yups, makanya harus mulai mengurangi ukuran lingkar pinggang nih. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Oiyaaa, kemarin aku juga sempat cek kolesterol lewat darah yang ditusuk di jari loh. Terus hasilnya lumayan bikin kaget sih, hasilnya 225. Hayooo, itu berarti yang diukur apaa? trigliserida yaa? atau Kolesterol HDL? Nah alat itu mengukur kolesterol total teman-teman. Loh, kok beda lagi?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Trigliserida dan kolesterol itu termasuk lemak yang beredar di dalam tubuh. Dua jenis lemak ini punya fungsi yang berbeda, kalau trigliserida nanti bisa diolah jadi energi, sedangkan kolesterol yang disimpan nanti bisa jadi bahan untuk menyusun sel-sel tubuh atau hormon. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Naah, kalau mau kadar trigliserida, bisa dilakukan dengan tes laboratorium. Jadi perlu tes lebih lanjut, apalagi kalau sudah pernah dilakukan tes dengan alat cek darah digital (yang pake jari itu) terus hasilnya lebih dari 200 mg/dl.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Trusss, katanya kan <i>big is beautifuul</i>? katanya ada penelitian yang menunjukkan gendut itu lebih bahagia daripada orang kurus? Hmmmm, ini baru membahas masalah gendut dari sisi kesehatan sih. Kalau masalah gendut vs kurus, nanti beda lagi ya pembahasannya. Oiya, bukan berarti kurus itu lebih sehat juga ya. Asal kebutuhan kalori sehari terpenuhi, hmm nanti lain kali kita bahas lagi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Oiyaa, postingan ini insyaAllah masih bersambung, terutama membahas bagaimana sih supaya kita nggak kena sindroma metabolik ini. Apalagi beberapa temen saya yang sempet cek kolesterol dengan keluhan yang nggak terlalu berat, menunjukkan angka kolesterol lebih dari 200. Jadi, ternyata perlu pengawasan ekstra ketat yaa untuk masalah kolesterol ini. Ditunggu yaaa :)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-16585990984323909772017-12-28T11:37:00.003+07:002017-12-28T11:37:46.271+07:00Akibat Kebanyakan 'Nyinyir'<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Haaaai, assalamualaikum!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Udah lama nggak posting ya huhu, maapkeun. Lagi sibuk nih. Sibuk beralih profesi dari mahasiswa jadi Netijen Jaman Now! (itu terhitung profesi gak ya? wkwk)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semenjak terombang-ambing antara status yang tidak jelas ini (mahasiswa bukan, tapi belum kerja juga), saya jadi terlalu sering beraktivitas di media sosial. Terutama semenjak mengganti akun instagram yang tadinya <i>fake account </i>jadi <i>official account, </i>jadi sering folo-foloan sama temen-temen asli di dunia nyata yang punya akun instagram. Tadinya saya emang cuman aktif sebagai kepoers (sampai sekarang juga masih kepoers sih), tapi sekarang saya sudah aktif jadi <i>commenters </i>(tukang komen maksudnya, mah). Ah masak sih? Nggak pernah tuh lihat ais jadi tukang komen di instagram?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hahahaha. Komenter di sini maksudnya komentator <i>offline</i> gitu. Jadi nggak berbentuk ketikan nyata. Apalagi didukung dengan kelengkapan amunisi berita-berita nggak penting yang saya peroleh dari akun-akun gosip, yang memiliki berjuta nama, mulai dari lambe_sisa, lambe_pedes, dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Astaghfirullah, dosa nggak sih follow-follow akun macam itu? Mendingan follow instagram @retnohening, yang isinya celotehan dedek pinter kirana. Yaaa, dibilang dosa sih iya dong, isinya ghibah semua sih. Dan inilah awal mula hobi saya yang lama-kelamaan jadi keahlian yang saya miliki, keahlian nyinyir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sebenarnya arti kata nyinyir apaan sih?<br />
Ini nih, kalo menurut KBBI<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoL3UPmAbrqkSS62JRokZ1FkOvC1xdgB8i1S-739gghEUDv9BphDQnDlHC9BW8hXXjXrGeruA1kxW8pueU0cWy40qOLQLugajjNGGjSD9JLDVw2PIrFeYvRiU9CmqGDS6UHUtt3uKLJ4bg/s1600/nyinyir.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="326" data-original-width="1148" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoL3UPmAbrqkSS62JRokZ1FkOvC1xdgB8i1S-739gghEUDv9BphDQnDlHC9BW8hXXjXrGeruA1kxW8pueU0cWy40qOLQLugajjNGGjSD9JLDVw2PIrFeYvRiU9CmqGDS6UHUtt3uKLJ4bg/s640/nyinyir.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber : kbbi.web.id</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Berarti sama aja kayak cerewet doong? Yaa, istilahnya sama aja kayak kalo ada foto 'yang minta banget dikomen', terus mulut kita nggak tahan buat mengulang-ulang isi pikiran yang ada di kepala kita, "Iiiiih, kok gitu sih, masak fotonya alay gitu!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Atau kita bisa pakai dari sumber lain, seperti di bawah ini </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgGk-Tu3QhSmIP3vgTF8_GHV5_cWZ38f-yRUmV1f5DusmgnWtC220eN3jwdYJrOjnMoWfJSTKfCYZmYXnl0BFoWeU4nXL37KGJEd5cCDDEhvDn3Uccxal_-GqZtMoesm9D6yg0fhM4s8nR/s1600/nyinyir2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="543" data-original-width="1299" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgGk-Tu3QhSmIP3vgTF8_GHV5_cWZ38f-yRUmV1f5DusmgnWtC220eN3jwdYJrOjnMoWfJSTKfCYZmYXnl0BFoWeU4nXL37KGJEd5cCDDEhvDn3Uccxal_-GqZtMoesm9D6yg0fhM4s8nR/s640/nyinyir2.png" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">yang ini sumbernya dari kbbionline.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Nah, yang ini penggunaannya lebih cocok ya. Bakat nyinyir saya sebenarnya sudah ada dari sejak sekolah SMA. Bayangin aja, di sekolah temenannnya sama yang kalo ngomongin orang udah jago banget, ngalahin pembawa acara silet. Bakat ngomong nyelekit udah tertanam semenjak SMA. Pas SMP sih saya seringnya diem, dan manut-manut aja. Pas SMA udah semakin keliatan mbelingnya hahaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya kebanyakan nyinyir juga negatif sih. Kalau ngeliat orang lain jadi rasanya adaaaaa aja yg bisa dikomenin. Jadi gampang iri kalo kata saya mah. Kalau udah iri sama dengki, itu mah udah ga boleh ya. Misalnya lihat orang prestasinya keren, bukannya termotivasi, malah jadinya, nyinyir, "Iiih, kayak gitu doang mah, aku juga bisa kali. Gampang!" Walhasil jadi meremehkan orang lain kan. Padahal ukuran orang lain kan belum tentu sama kayak ukuran yang kita gunakan. Bisa saja dia memulai sesuatu dari yang awalnya sangaat sulit buat dia, dan sekarang sudah bisa berhasil kan suatu kebanggaan buat dia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada kalanya juga orang lain yang mengupload sesuatu di akun instagramnya tujuannya bukan buat pamer semata, tapi untuk memori dirinya sendiri. Penting lho ini. Apalagi buat orang-orang yang mudah lupa kayak saya. Salah satu tujuan saya nulis di blog itu juga karena alasan semacam ini. Ada bagian dari hidup saya yang bisa dikenang suatu saat nanti oleh diri saya sendiri. Ini looh, ais jaman masih suka nulis, tulisannya masih layak baca kok, nggak kayak sekarang.. hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya dari tulisan ini ada beberapa tujuan yang ingin saya capai. Yang pertama, yaaa beneran pengen tobat, nggak nyinyir-nyinyir lagi. <i>Someone told me</i> kalo keseringan nyinyir, nanti jadi pribadi yang nggak pedean, karena takut dinyinyirin sama orang lain, seperti halnya diri ini yang suka nyinyirin orang lain. Lagian nyinyir terus juga nggak baek kan yeee, jadi gampang iri kayak yang tadi udah saya bilang sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, tulisan ini juga buat trigger saya, biar bisa nulis lagi. Hahaha, agak kejauhan ya. Ini adalah tulisan kesekian yang <i>bridging-</i>nya kejauhan, dari nyinyir trus bisa nulis lagi. <i>Anyone can relate</i>? Yaa berkaitan dengan rasa pede itu sih, pengen kayak dulu lagi, mau nulis apapun yaaa bodo amat, yang penting nulis aja. Pengen banget bikin tulisan yang bermanfaat buat diri sendiri, buat jadi reminder untuk ais di masa yang akan datang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oiyaaa, pengen salam juga buat temen saya si aicah, alias Aisyah Apriliciciliana yang katanya pengeeeen jadi penulis. Da kamu mah udah bisa nulis jeung, cuma belum keliatan aja. Aku barusan aja kepo blog dia <a href="https://aprili-ciciliana.blogspot.co.id/" target="_blank">di sini</a> atau ketik link ini https://aprili-ciciliana.blogspot.co.id/.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Udah aah, nanti ais nulis lagi yaaaa, mau nonton drakor dulu. bubyeeeee</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-58712085356962510782017-04-28T20:56:00.002+07:002017-04-28T20:57:23.283+07:00Tentang Komentar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tulisan kali ini saya tujukan untuk para penulis artikel di
luar sana. Yaaa, hobi saya itu baca berita di L***TODAY yang jadi headline
news. Judul yang dibuat itu selalu menarik saya untuk mengklik tautan tersebut.
Pokoknya sampai semua tautan saya baca!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pekerjaan orang ga punya kerjaan ya gini ini. Haha, terus
dilanjutkan ke kolom komentar. Kadang isi berita nggak penting, karena yang lucu
itu komentar-komentar para pembacanya. Salah satu tipikal judul tulisan di
website berita ini adalah “Upload Foto Dengan Sang Tunangan, Netizen Salfok
dengan Motif Piring Di Belakangnya!” Nih ya, saya udah tau, ini berita pasti cuma
memuat 1 foto yang diupload sang artis, terus dilanjutkan dengan komentar dari
pengguna sosmed tentang foto itu. “Ihh, itu kok Piringnya motif kura-kura.”
<i>Sorry to say</i>, nggak ada manfaatnya buat pembaca!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Nah, nanti akan ada komentar di website berita tersebut.
Jadi intinya adalah, komentar untuk narasi yang menceritakan tentang komentar.
Haha, bikin pusing deh, tapi nggak bikin pinter. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Kembalikan waktu 2
menitku!</i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Unfaedah<o:p></o:p></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa contoh komentar yang memenuhi kolom komentar untuk
berita tersebut. Lalu, nanti akan ada pembaca yang akan komentar, “Ini kan
memang rubrik entertainment, ya emang begini beritanya. Kalau cari yang manfaat
ya cari rubrik lain!”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Wait? Maksudnya? Laaah, menurut saya pun, berita itu nggak
entertain sama sekali tuh. Isinya malah ngomongin orang. Saya sebenarnya ingin
meminta tolong kepada para penulis artikel di web-web ‘gitu’ untuk menyajikan
tulisan yang berbobot. Atau seenggaknya bikin pembacanya bisa mengambil manfaat
gitu.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebenarnya kan media online itu sama saja seperti media
cetak kan? Seharusnya ketika mengupload suatu tulisan, yaa, setidaknya ada
riset yang dilakukan untuk menyajikan berita tersebut. Perasaan kalau saya baca tabloid isinya selalu berdasarkan wawancara atau riset-riset dulu gitu. Tetapi, belakangan
tulisan-tulisan ini berkurang sih, meskipun masih ada. Tulisan macam gini sumber risetnya cuma dari
instagram aja, hmm.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya kan juga pengen pinter kakak-kakak penulis. Tetapi saya
apresiasi sih, ada beberapa tulisan (sekarang jadi lumayan banyak) yang
bersumber dari website-website bermanfaat, dan ada pengetahuan baru yang akan
saya dapatkan kalau baca tulisan itu. Hehe.<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oiya, ada beberapa komentar menarik yang membuat saya
tergelitik, misalnya, “Tipikal orang indo sekarang gini ya, sukanya nyinyir.”
Ini bukan saya yang bilang lhoo, suer! Kemudian saya menemukan kosakata baru,
yakni, JULIT. Ini apa lagi artinya hahah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2CQ-l9lrMb6ZAGcL5-kAMRFBopbkVqJ-8pVIAEuvJ1LqfCbPg2jW72eLMDx18ASsCT5ZLNNSUkLb-rAYiKnno4Xl399GMdIm02-c0zumn69CO-9tZ0ObMWGZ8MJwc9P3mcOOaE_ODNgRZ/s1600/julit.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2CQ-l9lrMb6ZAGcL5-kAMRFBopbkVqJ-8pVIAEuvJ1LqfCbPg2jW72eLMDx18ASsCT5ZLNNSUkLb-rAYiKnno4Xl399GMdIm02-c0zumn69CO-9tZ0ObMWGZ8MJwc9P3mcOOaE_ODNgRZ/s320/julit.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kamusslang.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kosakata ini saya dapatkan gara-gara suka ngintip-ngintip
akun gosip (astaghfirullah, istighfar ukhti. Taubatlah!). Gara-gara kurang
kerjaan gini saya jadi suka melakukan suatu yang tidak bermanfaat dan cenderung
dosa, ckck</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Yaa, intinya cuma pengen jadi pembaca yang cerdas sih. Mungkin bisa dimulai dari pembaca ya, kurang-kuranginlah baca artikel nggak bermutu gini. Maka ketika minat baca berita sejenis itu turun, mungkin lama-lama akan hilang kebiasaan menuliskan berita sejenis ini. Sip!</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-52458389445600796272017-04-28T19:25:00.001+07:002017-04-28T19:25:51.523+07:00Kondangan Lagi!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Assalamualaikum!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Waah sudah lama sekali nggak posting… Alasannya masih sama
kok<i>, males</i> haha. Padahal ya
sebenarnya <i>nggak </i>sibuk-sibuk <i>banget kok. </i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mau <i>update </i>dulu
ah, kebetulan libur panjang kemarin saya mampir ke Rembang, kondangan ke tempat
Isti Noor Masita. Istiii? Iyaaaa Isti NIKAH. Teman galau zaman SMA, tapi
sebenernya Isti ga pernah galau sih. Saya aja yang galau, haha. Kaderisasi
ROHIS yang merangkap anak MPK ini waktu SMA ini luar biasaaaa banget. Jadi kan
temen saya ada berbagai macam jenis gitu. Temen kalo lagi ga jelas itu si
Rieza, kalo lagi jelas, ya si Isti ini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Makanya mumpung libur, saya bela-belain datang ke Rembang,
perjalanan dari Semarang lumayan sih, sekitar 4 jam (Yaampun Isti, sekolahmu
jauh juga ya dari rumahmu… dulu saya juga ngekos sih, tapi perjalanan ke rumah
paling sekitar 2,5 jam). Karena saya bukan orang Semarang, saya naik motor dulu
dari rumah ke Semarang untuk kumpul di rumah Ay. Berangkat dari rumah
pagi-pagi, sekitar jam 6an. Sampai Semarang jam 8an, lalu si Ay ngambil mobil
ke Banyumanik dulu, karena akhirnya kami memutuskan untuk carter mobil buat ke
Rembangnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di rumah Ay akhirnya saya ngobrol-ngobrol dulu sama Mamanya
Ay soalnya Ay lagi ambil mobil, dan saat itu Mamanya Ay menceritakan fakta
mencengangkan…. Nanti aja deh ceritanya, belum berhak ngasih tau haha. Terus
datanglah Papeke ke rumah Ay. Waaaa, Papeke ini orangnya <i>businesswoman</i> sejati. Keren banget lah pokoknya Papeke ini. Papeke
ini juga udah lamaran, tinggal nunggu tanggal. Tapi katanya masih bingung mau
tahun ini atau tahun depan. Tahun ini aja Paaaaps! Ngapain lama-lama hihi.
Waaah udah lama banget nggak ketemu Papeke tapi dia masih sama aja kayak dulu.
Katanya saya juga masih kayak dulu waktu SMA. Iiiih bisa aja deh haha!<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oya, kembali ke nikahannya Isti. Akhirnya Ay datang juga
sama sepupunya bawa mobil yang dicarter. Kami berangkat ke Rembang dari
Semarang sekitar jam 10 pagi. Sampai Rembang sekitar jam 2 siang, padahal
acaranya Isti cuma sampai jam 2. Walhasil sampe sana udah sepi hahaha.. Tapi
kami masih ketemu penganten sih, meskipun pengantennya udah mau ganti baju
wkwk. Ceritanya ketika kami sampai, kami duduk di kursi tamu depan pelaminan.
Terus ada seorang laki-laki wara wiri pakai baju putih (baju
penganten-kayaknya) tapi udah bersandal jepit haha. Kemudian kami berpikir, <i>sepertinya itu suaminya Isti, deh. </i>Lalu,
lelaki ini menghampiri kami bertiga, “Temannya Isti ya?” Kami mengiyakan, “Sebentar
saya panggilkan dulu ya, Istinya tadi lagi ganti baju di atas.” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Taraaaa, akhirnya Ibu Midzi alias Isti datang. Waaa, baju
penganten bernuansa putih pink, cantiiiik banget. Aslinya memang sudah cantik,
penyabar lagi. Isti ini kerennya luar dalam, cantik fisik dan cantik hati hihi.
Emangnya kamu is… Ups, kan lagi memperbaiki diri, yaa wajar kadang kalo nggak
penyabar hahaha. Terus biasa ya, ibu-ibu rempong gitu kalo ketemu, selfie dulu,
baru ngobrol-ngobrol. Kami selfie di tempat yang agak gelap gitu jadi nggak
keliatan ya mukanya, apalagi yang item manis kayak saya ini (narsis dulu boleh
ya).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Isti ketemu sama suaminya gimana Is?” tanya Papeke <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ya gitu deh.. (sambil malu-malu gitu si Isti haha).
Sebenernya udah lama tahu, tapi ya nggak kenal. Terus akhirnya ketemu pas lagi
KKN.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ooooh.. KKNnya bareng Is? Woow..”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Iya.. KKN nya bareng..” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terus, si Papeke nanya lagi, “Terus Isti sama suami abis KKN
itu langsung suka Is? Udah tau orangnya kayak gimana nggak Is?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Jadi kemarin khitbahnya itu Januari.. terus April ini
nikah..”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Waah cepet ya Iss….”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Iyaaa, makanya buru-buru banget nyiapinnya..” si Isti ini
sekarang juga sedang menempuh pendidikan profesi di kedokteran gigi UGM, yaa
kebayang ya gimana sibuknyaaa..<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Si Papeke nanya lagi, “Terus pas abis KKN itu gimana Is?
Udah tau orangnya kayak gimana? Udah tau kalau suka?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sampe si Isti akhirnya bilang, “Nanti Ais sama Ay jelasin ke
Papeke yaaaa…” Hahaha si Isti udah pusing duluan. Papeke masih sama aja kayak
dulu waktu SMA. Piissss Papps haha.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oya, ada fakta menarik dari pernikahan Isti ini, sambil
menikah, mereka juga meluncurkan Buku loooh. Ternyata memang suaminya Isti ini
penulis. Di depan terlihat ada X-Banner yang menuliskan profil dari kedua
mempelai, saya sempat baca yang profilnya suaminya Isti ini, ternyata sudah
menerbitkan 11 buku! #prokprok<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan di awal pengambilan souvenir, saya sempet mengenali
salah satu among tamunya.. Kok kayak kenal yaa… terus akhirnya saya iseng
bilang, “Ini ndak Fayla…?”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ehh, seeekkk… Kamu kan.. kamu kaan, Aiss thooo?” Ealaaah..
si Fayla ini gingsule ilang, jadinya saya sempat nggak mengenali haha. Si Fayla
ini sahabatnya Isti masa kuliah di FKG UGM.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Ais sudah
berkeluarga atau beluum?” Ternyata, souvenirnya adalah buku tulisan sepasang
suami istri ini. Kalau belum berkeluarga dapatnya yang Jombloisme, kalo yang
udah berkeluarga dapat Revivalisme.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
“Terus aku apa doong?” tanya Papeke, di antara dua dunia sih
dia, jomblo enggak, berkeluarga juga enggak. Haha.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Terus ternyata mba Indi juga lagi di rumaah.. Mba Indi ini
kakak perempuannya Isti yang jadi role model saya semasa SMA, mbak Indi ini
udah lulus jadi dokter dan mantan anak FK Undip dulu. Makanya dulu saya
mati-matian berjuang biar masuk FK Undip. Tapi, namanya rezeki….. Allah yang menentukan
hehe. Mbak Indi lagi hamil looh, hamilnya besaaar, sampai saya kira kembar. <o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kami cerita-cerita hingga sore tibaaa.. Sekitar jam 4
kami pamit dari rumah Isti dan kembali ke semarang. Karena sore, dan sampai
semarang malam, akhirnya saya dan Papeke menginap di rumah Ay. Di sana kami
cerita-cerita lagi sampai tengah malam. Yaaa, namanya Ibu-ibu kalau girls night
ya begini. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhi5TeSEFpTWzy8YHEy8IXmT5pVpl_2sdfEBKe465gkZqF8prIoM_J-2A_-WG1UDGR1auZ6Z5Eh48_Lo7Y9WP2JPhAdZUO-gayLGGf2-ItVe3hKiVXd5Ob3kDN5TEHpL3ICbj7HmoQJo9C/s1600/DSC_0697.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhi5TeSEFpTWzy8YHEy8IXmT5pVpl_2sdfEBKe465gkZqF8prIoM_J-2A_-WG1UDGR1auZ6Z5Eh48_Lo7Y9WP2JPhAdZUO-gayLGGf2-ItVe3hKiVXd5Ob3kDN5TEHpL3ICbj7HmoQJo9C/s320/DSC_0697.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini harus banget foto aku dipasang? Taraaa inilah buku souvenir pernikahan Isti</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifQddi8QpR0eFknW6CBIKJzTe0bJbpXaPuOJmtsXQFB-lJENONDly9a2JdktJZs4i87YR1MKnv9PUCXMcEdkCDCa4QpLFSYqRrnVuQuwCfmvFMv_k_MJTIKa3M5g6E_n-ZyPvUo6WrSOOK/s1600/DSC_0699.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifQddi8QpR0eFknW6CBIKJzTe0bJbpXaPuOJmtsXQFB-lJENONDly9a2JdktJZs4i87YR1MKnv9PUCXMcEdkCDCa4QpLFSYqRrnVuQuwCfmvFMv_k_MJTIKa3M5g6E_n-ZyPvUo6WrSOOK/s320/DSC_0699.JPG" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini pembatas bukunya, sepertinya kalimat quotesnya beda-beda deh setiap buku. Sangar!</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebenarnya ada cerita yang pengeeeen saya bagi. Tapii, nunggu bulan Mei deh, hehe, soalnya yang punya cerita baru mau publish bulan Mei. Oke sekian tulisan random saya kali ini, kapan kapan saya sambung lagiiiii</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-44943084050013439282016-10-28T01:43:00.005+07:002016-10-28T02:12:48.915+07:00Review Film: Catatan Dodol Calon Dokter<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Bismillahirrahmanirrahim..<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Beberapa penikmat film di Indonesia mungkin sudah mendengar akan ada film yang berjudul Catatan Dodol Calon Dokter, yang merupakan adaptasi dari novel yang berjudul sama. Novel ini ada 3 jilid kalau tidak salah, tapi untuk kali ini, saya nggak akan bahas bukunya. Yaaa, karena saya juga udah lupa-lupa ingat sama isinya, karena, saya baca ketiga jilid Cado-Cado ini dari dapet minjem hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cado cado ini ditulis oleh dr. Ferdiriva Hamzah, Sp. M (sekarang udah spesialis boook) haha, dan dari sekilas baca bukunya beliau ini, orangnya kocak banget, rada sedeng buahaha. Awal baca bukunya yang pertama (waktu itu saya masih SMA kalo nggak salah) nggak nyangka kalau dokter muda itu pengalamannya lucu banget. Saya dulu dapet minjem dari kakak mentoring saya waktu SMA, mba dr. Indi Himma yang dulu kuliah di FK Undip. Berkat beliau, saya pengen masuk kedokteran Undip, meskipun jadinya nyampe ke Unsoed (wehehehe).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Isi dari buku Cado Cado ini membahas tentang berbagai pengalaman lucu dr. Riva bersama rekan seperjuangan semasa koasnya. Pengalaman-pengalaman beliau ini ternyata nggak jauh beda sama yang saya dan teman-teman alami waktu koas. Sampai ada istilah, "Koas itu masa menyenangkan, tapi tidak untuk diulang."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adegan pembuka film ini ketika seorang ibu menangis di hadapan seorang pasien (suami-nya) yang terbatuk batuk dan menggunakan 'seikat' perban di kepalanya, yang terdapat bekas darah. Kemudian, datang seorang berjas putih (sepertinya dokter) yang berkata, "Maaf, kami sudah berbuat banyak, namun suami ibu mengalami kanker paru-paru...(abis itu saya lupa dokternya bilang apa)" sesaat kemudian muncul suara, <i>Itu kok ada perban sampe darahnya nembus-nembus ke perban, emang nggak ada betadine </i>(dan lagi-lagi saya lupa naratornya bilang apa -_-).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya ada sekumpulan koas, termasuk Riva, dan beberapa koas lain, ada Budi, Evie, Hani, Cilmil, Kresno, Uba, dan satunya lagi saya lupaa... Mereka diperkenalkan satu persatu sesuai dengan ciri khasnya masing-masing. Yang paling membekas di otak saya adalah Hani (dia ini cowok lhoo), karena aksen Inggrisnya yang <i>excallent (ini cara ngomongnya begini banget deh haha) </i>dan yang menthelnya minta ampun. <i>Kresno your selaiva (he means saliva haha) isn't higienis. </i>Kalau begini saya pengen baca bukunya lagi dan menceritakan gimana koplaknya karakter-karakter koas sedeng ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ceritanya di film, mereka adalah koas yang sedang menjalani stase bedah, dan berada di bawah supervisi seorang profesor yang diperankan oleh Adi Kurdi. Sebenarnya nggak niat mau spoiler, tapi yaa bisa ditebak dari trailernya bahwa, film ini memiliki nuansa <i>romance. </i>Dari awal saya sempat antisipatif, sepertinya film ini nggak akan sengocol bukunya alias nggak <i>worth it</i> buat ditonton secara khusus. Tapi, karena ditraktir yaaa mau-mau aja deh nonton haha. Yap, sesuai dengan <i>trailer</i>, ada kisah cinta segitiga antara Riva, Evie, dan Vena. Padahal kalau di bukunya, nggak ada tuh, drama-drama begini. Yeah, <i>sorry to say</i>, sebenernya saya nggak terlalu senang dengan jalan ceritanya. Harapan <i>simple </i>saya setelah orang nonton film ini (terutama untuk yang bukan kalangan medis) bisa tahu gimana beratnya jadi koas, meskipun yaa berat juga sih (lah gimana sih is). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi di sini ada beberapa poin yang saya bisa bilang, yaaa <i>good job</i>lah. Di mana ada adegan <i>bergunanya</i> seorang koas bedah yang mampu mendeteksi adanya kelainan di mata seorang pasien paska kecelakaan lalu lintas. Ya, inilah sebenarnya tugas seorang dokter, yang mampu mengintegrasikan ilmunya, periksa pasien itu harus <i>head to toe</i>, jangan mentang-mentang lagi stase tertentu, terus periksa pasiennya cuma sesuai dengan stase yang dijalani, bukan secara holistik. Kemudian ada adegan heroik juga di mana Evie mampu menyelamatkan seorang anak yang mengalami trauma inhalasi, dan harus melakukan cricoidektomi darurat (<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #333333;">tindakan insisi kulit, fasia, dan membran krikotiroidea, lalu selanjutnya dipasang pipa di trakea, tujuannya </span>untuk membuka jalan nafas pada pasien dengan gawat nafas).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sejujurnya film ini dikemas dengan bentuk drama yang terlalu banyak, komedinya tidak terlalu banyak seperti di buku. Kisahnya pun dibuat berbeda dengan bukunya. Tetapi, seenggaknya tujuan untuk menyampaikan ke masyarakat bahwa proses untuk menjadi dokter itu penuh dengan perjuangan dan pelajaran hidup, tercantum laah di drama ini. Ada beberapa hal yang mirip sama koas alami siih, ya antara lain seperti berikut:</span><br />
<span style="font-family: inherit;">1. Adegan mengikuti konsulen (dokter spesialis) saat visit (setelah sebelumnya koas melakukan pemeriksaan yang disebut sebagai <i>follow up)</i>, terus ditanya-tanya di depan pasien tentang penyakit atau diagnosisnya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;">2. Adegan koas dimarah-marahin konsulen, karena kesalahannya. Yaaaa, kalau lihat di film ini, hal tersebut beneran kejadian loooh. Bentakan yang menggema di ruangan dan bikin keringat dingin, mulut kaku tak bergerak, kepala nunduk tak mau ngangkat, kaki pegel akibat berdiri berkepanjangan, sariawan karena kurang vitamin C, mata merah kena asap knalpot, <i>eh kok jadi ngelantur sih.</i></span><br />
<span style="font-family: inherit;">3.<i> </i>Adegan jadi asisten operasi (ada yang cuma lihat operasi berlangsung, ada juga yang langsung berdiri di sebelah konsulen dan benar-benar bertindak sebagai asisten operasi, meskipun palingan cuma bantuin <i>suction, </i>netes-netesin air, ngelap darah yang nyemprot<i>, but that's such a great thing when we did it</i>!)</span><br />
<span style="font-family: inherit;">4. Adegan jaga IGD. Di film ini ada tokoh Kresno yang percaya sama hal klenik, dan bikin jampi-jampi, supaya pasien waktu Riva jaga rame banget. Di kalangan koas, ada sebutan koas wangi dan koas bau. Koas <i>wangi</i> itu, setiap dia jaga, maka pasien baru bisa dipastikan sedikit, atau bahkan ngga ada sama sekali. Kalau koas <i>bau</i>, maka, yang terjadi adalah sebaliknya, bisa nggak tidur semaleman kalo lagi jamal (jaga malam) gegara pasiennya datang terus. Dan konon katanya, yang punya kekuatan wangi atau bau ini nggak cuma koas, bahkan residen (dokter umum yang sedang menempuh pendidikan spesialis), konsulen juga bisa saja punya predikat bau atau wangi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">5. </span><span style="font-family: inherit;">Ada</span> satu hal yang di film ini selalu terjadi di semua koas di seluruh Indonesia, yaitu, teriakan <i>KOAAAAASSS! </i>yang menggema di seantero bangsal rumah sakit.<span style="font-family: inherit;"> </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Meskipun di sini, nggak ada tuh koas yang harus berangkat pagiiii banget (jam 3 pagi misalnya) terus bangunin pasien pagi-pagi buat diperiksa tensi dan ditanya-tanya seputar keluhannya (ini yang namanya </span><i style="font-family: inherit;">follow up</i><span style="font-family: inherit;">).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir kataa, buat yang penasaran sama film ini, silakan ditonton. Kalau yang penasaran banget sama gimana kehidupan koas, yaaa, bisalah tonton film ini. Ada sekelumit kisah koas malang yang memperjuangkan cita-citanya demi jadi seorang dokter. Oke deeh segini aja, ini reviewnya agak nggak niat sih yaa haha, selamat menonton! </div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-44688775346843791752016-10-26T07:52:00.001+07:002016-10-26T07:52:14.682+07:00Pertemuan Absurd Calon Pengantin<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Harusnya judulnya pertemuan sama Pengantin Baru, tapi waktu kita ketemu masih jadi calon siiih... Yaudah haha. Ucapin selamat dulu ya sama Mrs. Septana, yang menikah 9 September lalu. Maapinnn zaaa nggak dateeng.. yaaaa Congratulation for your wedding!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah lama nggak bersua sama Rieza alias Mrs. Septana ini selalu bikin kangen. Bahkan kalo saya nyempetin ke Semarang, cuma buat ketemu sama anak ini, doang! Ngeluyur nggak jelas, dan terakhir ketemu kemarin waktu sebelum pernikahan dia, cuma buat nganterin beli seserahan, sama belanja kardigan yang bentuknya nggak jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Denger cerita Rieza dilamar itu bikin sedih, hahaha. Sedih kok si Rieza alela mini jaman SMA dapet jodoh duluan. Zaa, kita kan ke mana-mana bareng, kok kamu duluin aku siiih!!! Kalau mau tahu kisah cinta anak absurd ini mending baca blognya aja deh, <i>aku nggak berhak cerita-cerita kan ya zaaa </i>haha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awal pertemuan, janjian dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Zaa besok uwe ke Semarang, pokoknya kamu harus nemuin aku!" Ini anak kalo dichat <i>Line </i>nggak langsung bales, soalnya Line-nya di <i>turn off notification</i>nya. Nggak kunjung bales, saya tetep nekat ke Semarang, janjian macam apa nih, sepihak gini haha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Intinya saya udah jalan ke Semarang (situasi saya berangkat dari Boja, kurleb 45 menit kalo dari Semarang). Nekat, nggak ngerti kalo nggak ketemu dia, ya harus ketemu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iiiih motor aku dipinjem sama 'dia' niih. Aku ga bisa ke mana-mana." dari dulu manjanya nggak ketulungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Yaudah minta anterin aja, lagian ada BRT juga keleeeus. Biasanya juga eloh naik BRT."</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalem hati, udah jauh-jauh saya bela-belain, dia harus mau berkorban, enak aja hahaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini sebenarnya pertemuan kedua sama Rieza sebelum rencana pernikahannya. Pertemuan pertama ini nggak kalah absurd juga. Kami janjian bertemu di Masjid Baiturrahman depan simpang 5 terus lanjut jalan-jalan ke CL, makan di Shibuya Express, dan biasa, pilih menu paling irit. Sempet selfi biar ada bukti lagi bareng, tapi gara-gara kamera kita nggak ada yang bagus, hasilnya jadi bikin enek. "Yaudah makan aja yuk za, susah banget mau poto doang." Inilah yang menjadi alasan, pertemuan kami nggak ada dokumentasi yang proper. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya di pertemuan pertama ini, saya sama keluarga, tapi Bapak-Ibuk-Adek berpisah sama saya, karena saya mau main sama Rieza, wkwk, jadi keluarga jalan-jalan ke tempat lain. Setelah makan, kemudian kami ke Gramedia, mengenang masa-masa SMA wakakak. Selanjutnya sekitar jam 8 malam, kami memutuskan untuk pulang. "Pulang yuk za, aku dah dicariin sama Ibuku." Saya lupa sih siapa yang dicariin duluan,tapi intinya saya sudah mau dijemput untuk selanjutnya pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Etapi, kamu pulang sama siapa za? Dijemput sama 'itu' yaa? Namanya siapa sih zaaaa, kasih tauuu.."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak maaau.. udah yuk pulang, kita berpisah.." Selanjutnya kami berpisah di depan gerbang gramedia. Saya jalan ke luar ke arah jalan Pandanaran, karena janjiannya dijemput di jalan. Saya nyebrang, dan terus jalan ke arah simpang 5, dan akhirnya diam nunggu di depan gedung galeri Indosat kalau nggak salah. <i>Ibu bilang sudah otewe tapi kok nggak sampe-sampe ya.. </i>Alhasil saya nunggu di jalan kayak orang ilang. Tapi dari kejauhan, ada orang jalan kaki mendekat ke arah saya, dengan cara jalan yang familiar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aiiis!! Kok kamu nunggu di sini siiih?" Sambil badan orang ini loncat-loncat nggak jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ehh.. Riezaaa hahaha, samaaa..." Eh iya ternyata si Rieza ini jalan sama si 'itu'nya. Akhirnya saya dan pria penjemput Rieza berkenalan, tapi saking terkesima (antara terkesima dan pengen ngekek, ngetawain si Rieza) saya nggak fokus ke pria ini. Cuma saya perhatiiin wajahnya sebentar terus lirik ke Rieza lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Yaudah, Is. Aku tungguin aja deh, kamu. Daripada kamu ntar ilang diculik orang. Gelap tauk."<br />Akhirnya saya dan Rieza ngekek-ngekek di pinggir jalan kayak orang gila, tapi pria penjemput Rieza ini nunggu di mobil. Di mana mobilnya parkir tepat di depan saya, wahahaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nih makan, kamu tuh lhooo, kok nunggunya disini tooo." Sambil Rieza menyodori saya dengan sari roti pemberian dari calonnya Rieza.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Wakakakak, gapapa deh za, aku nggak tahu namanya, tapi aku tahu mukanya weeeeek."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertemuan pertama berakhir bahagia buat saya ngetawain Rieza hahahaha. Dasar, sukanya rahasia-rahasia sih. Selanjutnya pertemuan absurd kedua setelah saya paksa-paksa, akhirnya dia naik BRT ke jalan pemuda. Kami bertemu di Paragon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu jangan ke mana-mana ya, di Musholla aja."<br />"Iyaa, uwe udah di musholla dari lebaran tahun kemarin -_- ."</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ketemu makhluk ajaib ini, saya perhatiin dari atas sampe bawah.. Baju coklat, rok coklat, kerudung ijo.. dapet inspirasi dari manaaaa ini anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Apa liat-liat? Udah kayak pohon belum? Hari ini aku mengusung konsep back to nature." wakakakak geblek ini anak, gilanya nggak ilang-ilang padahal udah mau nikah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Eh aku punya voucher calais beli 1 gratis 1 looh.." Si Rieza ini kalo makan di luar iritnya minta ampun, jajan yang enak dikit atau mahal nggak jauh-jauh dari kata gratisan. Ini konsep yang perlu ditiru sih emang. Dari zaman SMA kalo saya jajan gorengan hampir setiap istirahat, dia paling cuma ngikut jalan ke kantin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu kami lanjut ke matahari. Belanja baju haha. Ada diskon beli 2 gratis 1 membuat saya kalap nyari 3 buah baju dengan merk sama sambil berhitung. "Zaa, tapi ini ukurannya beda-beda, di aku muat nggak ya?" Setelah ngubek-ngubek hampir 2 jam, akhirnya 3 baju itu saya kembalikan. "Yaudah lah, aku beli sweater yang abu tadi aja, baju-baju yang tadi susah nyari pasangan jilbabnya..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Si Rieza kebingungan nyari kardigan yang oke, dan ini udah mendekati waktu sore. "Zaaa, buruan, nanti aku ga bisa pulang ngga ada BRT neeeeh.." Rencana mau pulang ke Boja naik BRT, meskipun serem juga sih, karena BRT nya itu nggak nyampe rumah mbah, tapi nanti mesti naik bis umum mini lagi. Kalau siang-siang sih oke aja, nah kalo maghrib? hiks hiks..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya kami cau ke DP mall nyari seserahan, jalannya jauh juga sih. Tapi karena kelaperan akhirnya kami makan dulu sebelum belanja lagi. Baru kali ini diajakin beli seserahan, ternyata barangnya macem-macem juga. Si Rieza beli sisir (apaan coba sisir buat seserahan, katanya sih sisirnya sisir yang yahud gitu), sprei, parfum, sabun.. Ooooh jadi seserahan itu begini thoo..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan benarlah, kita selesai belanja sampai maghrib. Sampai di halte BRT, ramaaai banget. Kata bapak-bapak BRT juga sempat ada kemacetan, jadi BRT nya akan ada yang delay. Cemas banget nggak bisa pulang, si Rieza juga udah diburu-buru sama Papa Agus (ayahnya Rieza) buat cepetan pulang. BRT ke jurusan rumahnya Rieza nggak dateng-dateng padahal belum sholat maghrib juga.. Tahu gitu sholat maghrib di Ahlil Jannah-nya smaga. Akhirnya setelah sekian lama, BRTnya Rieza sampai juga, daaaan bye bye Rieza, sampai jumpa lagiiii.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus nasib saya gimanaa? Haha itu part yang nggak usah diceritain aaah, biar jadi rahasia saya aja :p. Tapi saya pulang dengan selamat kok, berkat seseorang, wkwk makasih yaaaaa :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-4586025996476195202016-10-25T15:02:00.001+07:002016-10-25T20:16:10.697+07:00Ambil Sikap, Sekolah atau jadi Ibu Rumah Tangga?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Bismillahirrahmanirrahim..<br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekali lagi, kisah galau akan saya ungkapkan di sini. Jika kawan-kawan tahu, hari Senin tanggal 24 Oktober 2016 kemarin merupakan hari Dokter Nasional. Terus, kenapa?</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, kemarin diadakan aksi damai oleh Dokter di beberapa wilayah Indonesia, dalam rangka memperingati hari Dokter Nasional ke 66 ini. Inti dari aksi damai ini adalah menolak adanya prodi DLP (Dokter Layanan Primer).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu apa sih, DLP ini? Dari penjelasan beberapa orang yang saya dengar, DLP ini adalah program pendidikan dokter berkelanjutan yang setara dengan spesialis, yang akan ditempuh selama 2 tahun, setelah seseorang lulus dari pendidikan profesi dokter umum dan sudah melalui program internship. Lalu, apakah DLP ini merupakan salah satu bentuk spesialis?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;">Menurut UU no </span><span style="text-align: left;">20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran pasal 8 ayat 3, </span><span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Program dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kelanjutan dari program profesi dokter dan program internsip yang setara deng</span>an program dokter spesialis.” </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;">Berdasarkan pengakuan dari Wamenkes, Prof. Dr. Dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc.,Ph.D., hadirnya dokter spesialis layanan primer pada lini pertama BPJS Kesehatan diharap dapat <i>mematangkan kembali </i>para dokter umum dalam peranannya sebagai dokter keluarga. Dokter layanan primer dianggap bisa menjawab tantangan di dunia kesehatan masa mendatang sehingga proses rujukan dari dokter umum ke dokter spesialis menjadi lebih terstruktur.</span> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Apa sih bedanya DLP dengan dokter umum? <i>Kompetensi DLP ini akan lebih tinggi dibandingkan dokter umum biasa. </i>Okay, jadi seperti ini, semua dokter umum memiliki standar minimal kompetensi yang harus dikuasai, di mana standar ini tercantum di SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia), oya, ini ada beberapa perbedaan, contohnya saya ambil dari <a href="http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/wp-content/uploads/2015/12/Materi-sosialisasi-DLP-Kabadan-PPSDM.pdf" target="_blank">materi sosialisasi DLP</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4SNRzFrELfbOqlLeT_kGU2MDfDI8UlBb0EQc-i3xzQIdszamdUResWOebJUwr0UBwEPJ1nf21_gHvk1JnsdDx0HL77twLCyygzkI_SHlKpSgBgo9Tqmr5Nb1Abaz9VaSS2qv109K6rb-o/s1600/Prodi+dokter3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4SNRzFrELfbOqlLeT_kGU2MDfDI8UlBb0EQc-i3xzQIdszamdUResWOebJUwr0UBwEPJ1nf21_gHvk1JnsdDx0HL77twLCyygzkI_SHlKpSgBgo9Tqmr5Nb1Abaz9VaSS2qv109K6rb-o/s320/Prodi+dokter3.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">diambil dari http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/wp-content/uploads/2015/12/Materi-sosialisasi-DLP-Kabadan-PPSDM.pdf</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Nggak ngerti ya? Saya juga haha oke, intinya, DLP harus mampu menguasai kasus-kasus tersebut, yang jika kasus ini dihadapi oleh para dokter umum, maka mereka akan merujuknya ke dokter dengan kompetensi yang lebih tinggi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lalu, wajibkah semua dokter mengikuti program DLP ini? Kalau saya tidak salah dengar, tempo hari sempat ada diskusi panel dengan </span><span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;">Prof. Dr. Dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc.,Ph.D di kampus saya, dan beliau mengatakan bahwa, program ini tidak wajib, melainkan 'pilihan'. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYPFdYKO_2YSCTq1lziKul4kO1zHKJtDmf8mpOwRuAhonPSIIm50s69SXwptmYsmiU4uCNnSdl2lt30yZGTjjWagz6oipEoab7acSMCoCOIcPJKtZ-h0rEgyX-rdZdUsOFpWZGbzLgL7PO/s1600/DLP.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYPFdYKO_2YSCTq1lziKul4kO1zHKJtDmf8mpOwRuAhonPSIIm50s69SXwptmYsmiU4uCNnSdl2lt30yZGTjjWagz6oipEoab7acSMCoCOIcPJKtZ-h0rEgyX-rdZdUsOFpWZGbzLgL7PO/s400/DLP.png" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">diambil dari <span style="font-size: 12.8px;">http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/wp-content/uploads/2015/12/Materi-sosialisasi-DLP-Kabadan-PPSDM.pdf</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;">Fiuuh.. Hanya pilihan saja kok, nggak wajib. Kalau wajib, bisa kewalahan kita, sekolah mulu, kapan prakteknya? Bisa dilihat dari bagan di atas ya, pada era pendidikan kedokteran saat ini, untuk jadi dokter umum saja, sudah menghabiskan waktu 7 tahun... Horor ngga seeeh? Ini lebih horor dibanding kisah dosen Gaib yang kakinya nggak napak di tanah *cry*</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;">Daaaan, yang lebih horor lagi adalah.. Ketika era DLP ini suatu saat 'mau tidak mau' menyingkirkan para dokter-dokter umum yang sudah menghabiskan 7 tahun dalam hidupnya untuk belajar, dan masih 'dianggap' kurang kompeten. Sedih nggak sih... Apalagi, nantinya dokter yang bisa bekerja sama dengan BPJS ini adalah DLP.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;">Yaaa sama saja sih.. dokter umum akan tergerus zaman, dan entah bagaimana akan bertahan.. Saya sebagai koas biasa saja (yang nggak pinter2 amat, dan nggak ngerti nasib saya ketika jadi dokter nanti akan gimana) merasa sedih dengan kenyataan ini. Mau tahu yang lebih sedih lagi?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #151b28; text-align: left;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;">Dua hari lalu saya ngobrol dengan kakak tingkat yang sudah disumpah dokter. Beliau memulai pendidikan sarjana Kedokteran mulai tahun 2010, 4 tahun kemudian, tepatnya bulan September 2014 mulai menjalani kehidupan koas, hingga sekitar bulan Juli 2016. Oke, habis sudah 6 tahun yaa. Selanjutnya, bulan Agustus 2016, beliau mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia, di mana hasil kelulusan diumumkan satu bulan kemudian, yakni bulan September 2016. Alhamdulillah lulus one shoot, bulan Oktober beliau di sumpah sebagai seorang Dokter Umum. Waaah, udah lulus, udah bisa praktek dooong? Tunggu duluu.. Kan masih ada internship 1 tahun.. Waah, selanjutnya bisa internship terus bisa praktek dooong? Tunggu dulu.. Antrian internship itu juga lama.. Kalau di sumpah bulan Oktober, maka akan Wisuda Dokter bulan Desember, terus baru bisa internship bulan Februari. Haaaaah lama bangeeeet! Jadi jarak antara sumpah dengan internship bisa hampir setengah tahun!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;">Oke, jalur ini hampir mirip dengan yang akan saya lalui. Intinya, tahun Februari 2018 saya baru bisa internship, dan selesai jadi dokter umum tahun 2019. Ya Allah, merinding nggak sih.. Mending saya teriak-teriak liat brankar jalan sendiri daripada begini!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;">Ini kalo sekarang saya hamil, sampai nanti jadi dokter umum yang sudah dapat SIP dan STR (artinya sudah bisa praktek) anak saya udah bisa jalan, udah bisa ngapa-ngapaiin, atau mungkin udah masuks SD hiks hiks... Tapi... Ais.. kamu belum bisa beli susu buat anakmu loooh.. mau dikasih makan apaa? rumpuuut?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;">Tak tahulah, mau dibawa ke mana.. Ada yang mau usul? Sekolah terus atau.. Yaudah belajar dulu sana, ini tugas dari kemarin ngga jadi-jadii *crying on the shower*</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #151b28;"><span style="background-color: white;"><br /></span></span></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-19753212656343056712016-10-25T00:06:00.000+07:002016-10-25T00:11:51.579+07:00Mencari Tahu Namamu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Mencari tahu namamu, kini tak semudah mencari peniti di tumpukan jarum pentulku.<br />
<br />
Tampak berbeda, di antara hiasan yang sebenarnya tugas mereka sama.<br />
<br />
<br />
Menghimpun kabar darimu, kini tak semudah menghimpun untaian kusut benang-benang jahitku.<br />
<br />
Memusingkan memang, tapi aku tak frustasi, karena benang itu ada di genggamanku.<br />
<br />
<br />
Memilih cerita tentangmu, kini tak semudah memilih aksesoris yang akan kugunakan hari ini.<br />
<br />
Karena mereka selalu ada di hadapanku, membiarkan aku memilih di antaranya.<br />
<br />
<br />
Baiknya memang kutunggu, namamu ada di tempat yang tepat<br />
<br />
Baiknya memang kutunggu, kabarmu sampai ke telingaku<br />
<br />
Baiknya memang kutunggu, ceritamu terkisah padaku<br />
<br />
<br />
NB: long time no write, jadi ngepost sesuatu yang random haha. Belum produktif lagi... aduuuh aisnya lagi malees~~<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-78995388267917476872016-05-26T09:00:00.000+07:002016-05-26T09:00:34.627+07:00Bagaimana Bertahan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamualaikum!!<div>
<br /></div>
<div>
Seperti biasa, postingan kali ini tidak jauh-jauh amat dari galau haha. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nduk, kalau bapak dan ibuk sampai saat ini masih bertahan bukan karena cinta, tapi karena bagaimana bertahan saling mengalah satu sama lain."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus saya jadi mikir, kalau awalnya bukan karena cinta? Bisa juga nggak? Di salah satu buku yang saya baca, cinta murni itu bisa bertahan paling lama 4 bulan, sisanya ya itu tadi, bagaimana pertahanan masing-masing. Ada lagi sumber lain, kalau rumah tangga itu bisa bertahan karena kekuatan cinta masing-masing itu paling lama 4 tahun. Sisanya? Ya bagaimana si suami dan istri mempertahankan keseimbangan alias <i>homeostasis </i>kehidupan rumah tangganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu kok bisa sih pacaran 3 tahun? Nggak capek dikuntitin terus sama pacar?" Jiwa bebas (alias jomblo) saya sering bertanya-tanya. Coba saja, setiap hari pasti menghubungi (pengen juga sih ada yang ngehubungin, haha), tapi pasti ada kalanya capek juga kan? Misalnya, kamu dicemburuin atas dasar suka main sama lawan jenis, capek kan? Nggak merdeka..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya kita sih prinsipnya percaya satu sama lain, karena kita LDR, pasti nggak bisa saling mengawasi. Cemburu itu pasti ada, ya tapi ditakar laah.. Jangan seenaknya juga. Kamu jangan-jangan gegara jomblo jadi suka main sama cowok yaa? Terus ngerasa ga bebas gitu kalo nanti dikekang? Haha dasar."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak juga, aku sih ga masalah kalau nanti memang harus dipantau, tapi ya jangan <i>lebay </i>juga. Misalnya aku nggak<i> ngapa-ngapain</i> tapi dicurigai <i>ngapa-ngapain</i>. Nggak ada toh orang yang suka dituduh? Apalagi kalau dituduh berkali-kali. Nggak suka lah."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu kan juga tukang marah-marah, haha. Jangan-jangan nanti partnermu juga ga tahan kamu marah-marahin terus tanpa alasan."<br /><br />"Hmm.. ya sebisa mungkin nanti aku marah-marah tapi ada alasannya. Seremeh apapun alasannya. Haha, sama aja bikin capek ya, kalau kayak gitu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Iyaa.. intinya sama-sama berusaha, jangan cuma mintanya yang enak-enak aja."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yasudahlah, masalah bertahan atau enggak nanti aja deh, memulai aja belum sanggup </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-78148607543957723572016-05-20T23:22:00.001+07:002016-05-20T23:23:45.217+07:00Apa Kabaaaar?!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Assalamualaikum!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hehe, cuma mau nanya kabar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya kita tak akan pernah bertemu lagi, sampai suatu saat nanti kalau memang harus bertemu *apasih</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk beberapa tulisan yang saya tujukan padamu, sepertinya sudah tidak berlaku. Sudah kadaluarsa, <i>expired.</i> Itu hanya berlaku selama beberapa tahun sebelum ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang jadi <i>draft </i>tetap akan jadi <i>draft, </i>nggak akan saya posting. Tetapi tetep akan saya simpen kok, kayak buku tabungan anak sd yang catetannya udah usang tapi tetap ditumpuk buat nabung. Mulai saat ini mungkin ga akan ada tulisan tentangmu lagi, saya udah tobat hehe. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalaupun harus bertemu lagi, semoga kita sudah sukses yaaa! Buat yang sering saya sebut, yang ada di ujung sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wassalamualaikum!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*random*</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-67363835586393616542016-04-26T17:48:00.002+07:002016-04-26T17:48:44.379+07:00Dahulu, Tak Begini<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamu'alaikum!<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau aktif medsos, sekarang sedang jamannya foto, "Maafkan aku yang dulu." Ada dua foto yang dijejerkan. Yang satu foto masa baheula, yang sebelahnya foto masa kini, semacam foto <i>before and after. </i>Tentunya, foto masa kini lebih cetaaar dibanding foto jaman dulu, yang dulunya kucel bin kumal, <i>the current mode </i>is trendi dan gahol. Katanya sih foto jenis ini bisa bikin orang menyesal mutusin pacarnya dulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO6gdY07GeBR9WmSgB4wYTdxs__xvdBAd6M9Gn_601UOYC49gWCQqpQC6NdYlhXq6YQuG3CXQ0rBh6Q7nNPxePEzTkZ_9F0g6sZyF1yrHxQhD3vx4onxSCyr4RdAG10LhZaew2B2lJAPy0/s1600/Screenshot_2016-04-26-17-05-27.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO6gdY07GeBR9WmSgB4wYTdxs__xvdBAd6M9Gn_601UOYC49gWCQqpQC6NdYlhXq6YQuG3CXQ0rBh6Q7nNPxePEzTkZ_9F0g6sZyF1yrHxQhD3vx4onxSCyr4RdAG10LhZaew2B2lJAPy0/s320/Screenshot_2016-04-26-17-05-27.png" width="192" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Dari ig Bapak Instagram Indonesia, @ridwankamil</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Foto ini mempermudah para mantan mengkepo orang yang dulu pernah dekat dengannya, hahaha. Inget jaman kuda gigit besi mukanya kayak apa, dan sekarang cantik/gantengnya bikin deg-degan *tsaah*. Random pengen ikutan bikin, tapi apa daya, nggak mampu. Kenapa nggak mampu? Pertama, nggak punya mantan, siapaaaa juga yang mau liat. Kedua, foto jaman dulu posenya nggak nguatine reeeek. Malu deh malu... Ketiga, nggak ada perubahan signifikan dari jaman dahulu dan jaman sekarang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada sih perubahan, begitu ngecek foto jaman dahulu yang didominasi penampakan wajah dari samping. <i>The first</i>, sebelum negara api menyerang, jerawat nggak panen kayak sekarang. Yang paling bikin <i>shock</i> adalah masalah <i>chin. </i>Dulu,<i> jaw line</i>-nya udah kayak orang korea *lah pede amat lu is*, sekarang? Boro-boro. Udah <i>double chin. </i>Yaampun cyiiiiin!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aiss, kok kamu melebar sih sekarang?" komentar salah satu temen SMA dengan muka kaget. Entah kaget, entah puas ngeledekin, hahaha. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya, stress nih, kebanyakan makan, kebanyakan tidur. Jarang pulang, Kurang kasih sayang. Sering dicampakkan, terlampau lama sendirian." hiyaaaa pen pulaang salim bapak ibuk adek!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali ke bahasan pertama, mengenai foto <i>before and after</i> yang ngehits ini. Manfaat dari adanya foto ini adalah bikin susah <i>move on</i> orang-orang yang terlanjur lihat penampakan rekan yang dulu mungkin, ehem, digebet. <i>Dulu kan waktu SMP dia gendut. Ih kok sekarang kekar dan tinggi gitu siiih! </i>Atau pernyataan lain yang bikin gagal <i>move on, Loh, dulu kan dia dekil, sekarang beauty banget, liat tuh, alisnyaaa!!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaa, namanya juga manusia, manusia itu adalah makhluk dinamis. Dinamis dari segi fisik, apalagi masalah hati. Makanya hati manusia itu sangat mudah dibolak-balik, dan terombang-ambing, ceileh. Ini postingan random banget, <i>bridging-</i>nya agak kejauhan, antara masalah foto dan hati. Yaudah sih gapapa ya, namanya juga manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Hai hati, kalau bingung, tanyalah, tanya kepada sang Pemilik Hidupmu. Dia tak pernah meninggalkanmu, sedetik pun. Kalau kau merasa ditinggalkan, sebenarnya bukan Dia yang pergi, tapi kamulah yang bergerak pelan, menjauh.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga minggu ini berlalu dengan indah yaa, mau ujian nih, mohon doanya!</div>
<div style="text-align: justify;">
Teruntuk kamu yang saya hubungi cuma pas mau ujian aja, maaf yaaaaa. Nanti aku sering-sering ngehubungin kamu kok, my honey, Rieza Amalia :p</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-39891554707507275912016-04-24T01:15:00.002+07:002016-04-24T01:15:27.641+07:00Bertaruh Rasa Malu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<i>Jika rasa malu itu kukumpulkan</i><br />
<div>
<i>mungkin ia sudah sebentuk bukit</i></div>
<div>
<i>Jika rasa malu itu kujabarkan</i></div>
<div>
<i>mungkin ia sudah seluas langit</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
<i>Sudah lama aku tak berurusan dengan malu</i></div>
<div>
<i>Malu sejenis ini</i></div>
<div>
<i>Apa kau tahu maksudnya?</i></div>
<div>
<i>Malu itu ada banyak rupa</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
<div>
<i>Malu terlihat aneh</i></div>
<div>
<i>Malu terdengar tak merdu</i></div>
<div>
<i><br /></i></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-69167078794153784332016-03-01T01:41:00.002+07:002016-03-01T01:49:16.304+07:00All Iz Well<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamualaikum!<br />
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Don't you ever feel like, you have a big expectation for someone, but the person did something that makes you want to scream, "Oh my God! Shame on you!!" Yeah, this post is about "Aku membencimu dengan sepenuh hatiku" series, haha. You will see my other post about me hating someone with this kind of title.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Hem, are you hating, or ehm loving someone?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"I've ever heard that the distance between love and hate is just short. Even the scientist prove it!"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Really?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeah, but maybe you can read the explanation by yourself, hehe, want to explain that, but not now. Something happen with both of my heart and head. My head keep spinning and my heart keep aching.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"How could you be like that, huh?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"When someone said that he/she was ready doing something but he/she ended up doing nothing, what do you think?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Hem, but I wanna ask you something before I tell my opinion about that. Are you sure that he/she really didn't do anything?" </div>
<div style="text-align: justify;">
"Aaaaah. not really know. I'm just crying for no reason."<br />
"Ok. Why are you crying?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Hm. just cry, I can't think straight right now. Just like Rachel Platten said, wrecking ball inside my brain. Many things already happened. And maybe will be happened. Worry for a future, worry if I would feel something called 'di pehapein'."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Omoo.. I ask you once again. Are you sure that he/she really didn't do anything? Maybe he/she needs more time to do the preparation?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Okay, but why he/she said that he/she was ready before? What does he/she mean, haaaaaah?! Heemmm, let's end this random conversation. Keep calm, I'm ALRIGHT. Just like <span style="background-color: white; line-height: 18.2px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Ranchodas Chanchad said, All izz well.</span></span> Bye."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nb: lagi random nih, maaf ya haha. </div>
<div style="text-align: justify;">
Someone said, "Dibalik kata haha, dalam setiap curhatan sedih atau tangis, tersimpan huhu yang mendalam."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-89357726390614957802016-02-24T10:30:00.002+07:002016-02-24T10:30:21.780+07:00Tentang Menikah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamualaikum!<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mumpung libur saatnya galau. Beberapa orang terdekat saya udah banyak yang persiapan menikah dan sudah menikah. Teman seangkatan saya sudah banyak yang menikah. SAHABAT saya, bentar lagi juga menikah. Sahabat yang mana? Tunggu tanggal mainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menikah itu bukan balapan, siapa cepat di dapat. Bukan gitu. </div>
<div style="text-align: justify;">
Nanti kalo udah ada jodohnya juga <i>dateng</i> sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yaa, kan dia sudah dipertemukan dengan jodohnya, tunggu waktu aja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat yang selalu diucapkan setiap ada kawan yang menikah. Menghibur sih, tapi rasa geregetan tetap ada. Haha, nggak ikhlas banget ya kalau begini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti percakapan saya dengan seseorang yang hampir menikah berikut ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
A (aisyah) dan S (Seseorang)</div>
<div style="text-align: justify;">
A : <i>lihat ada chat baru di line. Dikirimin foto. FOTO rangkaian pernak-pernik semacam sovenir. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i> IIIH APAAN TUH? SOVENIR?!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>S </i>: Cuma ini yang bisa aku lakukan..</div>
<div style="text-align: justify;">
A : <i>dalam hati langsung tertekan. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
Pas ketemu langsung, seseorang ini nggak mau ngenalin calonnya ke saya. Gaya emang. "Yaa, semoga dilancarin sampe hari H ya. Nggak nyangka ya, ternyata kamu ngeduluin aku."</div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil gaya-gaya manis manja agak malesin gitu dia teriak, "Iiih jangan sampai Hari H doang dooong.. Sampe selamanya gituu.." Sumpah ini bocah pengen banget dikuncir mulutnya pake karet nasi goreng.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya sudah ada sahabat saya yang lain yang udah menikah, di awal tahun ini. Namanya Diah Ayu Kurniasari, tim 'kemenyek' jaman SMA. Maafin aku nyuu, ga dateng di nikahanmu hiks hiks. Sedih rasanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada lagi, dua teman sekelompok koas saya sudah tunangan, alias <i>taken</i>, dan salah satu diantaranya akan menikah dalam rentang waktu tahun ini. Ya, menikah muda itu nggak salah sih. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE1MnEujdmvyat7GMW5F4HmaLfnksfk1CnCQvJcbHWJnLIPhukoOEx3xpvGHoKqHTKnfkNgZtCwvRFvm9I3LW2ih7v2ZdcYFJ5a2UWP6G710koHlUzX_7bUwADHlZdn24lW0_2Z1WNa-Xa/s1600/menikah.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="115" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE1MnEujdmvyat7GMW5F4HmaLfnksfk1CnCQvJcbHWJnLIPhukoOEx3xpvGHoKqHTKnfkNgZtCwvRFvm9I3LW2ih7v2ZdcYFJ5a2UWP6G710koHlUzX_7bUwADHlZdn24lW0_2Z1WNa-Xa/s320/menikah.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source : temanbercerita.tumblr.com</td></tr>
</tbody></table>
<br /><div style="text-align: justify;">
Begitu mengingat persiapan yang masih kurang sampai saat ini, saya jadi mundur lagi. Kepikiran kalau misal suatu saat nanti saya sudah punya anak, terus anak saya menanyakan beberapa hal. Tapi saya nggak bisa menjawab dengan baik. Kyaaaa. jadi ibu itu susah lho.. *udah cari imam dulu sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-31644136665807896482016-02-23T17:11:00.002+07:002016-02-24T10:14:23.735+07:00Cerita Koas #1<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Assalamualaikum!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah lamaaaaaaa ya tiada posting. Ehm mau cerita lagi tentang pengalaman yang 'menyenangkan' beberapa bulan belakangan. Terakhir posting Desember, sudah 3 bulan ya belum posting, si Azka juga rekues minta dipostingin cerita hantu di rumah sakit, ada-ada aja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi saya nggak mau cerita hantu ah, belum pernah ngalamin hehe. Kalo horor bikin jantung deg2an, hati ini tak karuan ya sering. Contohnya waktu saya lagi stase kebidanan. Saya (A), dan salah seorang ibu pejuang jihad yang mau melahirkan normal atau nama kerennya partus pervaginam, sebut saja Ny S. Ceritanya, ibu ini masih belum masuk fase untuk mengejan, jadi masih kenceng-kenceng dulu sambil menunggu pembukaan lengkap. Aturannya, jika belum pembukaan lengkap, seharusnya sang ibu jangan mengejan terlebih dahulu. Alangkah lebih baik sang ibu menarik nafas panjang, karena konon katanya fase menunggu pembukaan lengkap itu sakitnya ruaaar biasa~. Kenapa jangan mengejan jika belum pembukaan lengkap? Karena nanti bisa menekan kepala bayi yang sebenarnya belum saatnya untuk dikeluarkan. Nanti kepala bayinya bisa panjul :(. Nah selain itu kepala bayi panjul juga bisa terjadi kalau sudah lengkap pembukaannya, namun bayinya tak kunjung keluar. Intinya penyebabnya karena bayi terlalu lama ditekan ibu. Penyebab lain juga kalau bayinya disedot pakai vakum, kenapa disedot pakai vakum? Biasanya karena waktu persalinan terlalu lama, sedangkan ibu sudah tidak kuat untuk mengejan. Makanya para calon ibu, siapkan nutrisi sebelum mendekati hari H persalinan, siapkan tenaga juga. Katanya sih, persalinan normal itu sebenarnya perpaduan kerja sama antara ibu dan anak :) *tuh is, siap-siap. Olahraga banyakin, jangan ngemil mulu. Oke, kembali lagi ke ibu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ny. S: (teriak-teriak kesakitan, narik-narik sprei bed rumah sakit. Untung nggak sampai ngejambak mbak koas) Mbaaaaak! Sakit mbaaaak! Huh huh huh. Ini sakit banget mbaaaak!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
A : Iya ibu, tahan ya bu yaa... Ibu tarik nafas panjang ibu.. Tadi pembukaannya masih 7 ibu, jangan <i>ngeden </i>dulu ya ibu... (nb : pembukaan lengkap = 10) </div>
<div style="text-align: justify;">
Ny. S: Mbak sakit mbaak... Mas sakit maaaas iniii (noleh ke suaminya)</div>
<div style="text-align: justify;">
A : Iya ibuu.. ditahan dulu yaa, kalo sakit tarik nafas panjang. Kan ibu udah pernah melahirkan sebelumnya <i>tho</i>? (nb : ibu ini statusnya ibu dengan 2 anak dan selalu melahirkan secara normal dari kehamilan sebelumnya)</div>
<div style="text-align: justify;">
Ny. S: Iya mbaak tapi ini anak pertama dari suami ini mbaaak. Ini sakit banget mbaak lebih sakit dari yang sebelumnyaaa!! (Loh ibunya jadi curhat. Terus melirik ke suaminya, sambil nahan pedihnya kenceng-kenceng)</div>
<div style="text-align: justify;">
A : Iya buu.. tapi kan ya sama aja tho bu melahirkannya. Rasanya juga sama kayak dulu.. (sambil megangin tangan ibunya yang berontak udah kayak mau ambruk dari bed. Ibu ini cukup gemuk, karena sebelum hamil juga udah obesitas sepertinya)</div>
<div style="text-align: justify;">
Ny. S: Alaah mbak kan nggak pernah ngerasain tho gimana RASANYA MELAHIRKAN? SAKIT MBAAAAAK!!"</div>
<div style="text-align: justify;">
A : <i>seketika mbak koas serasa pengen pingsan terus pas bangun langsung nulis diary. Ya Allah pedih banget... Ambrukin saya bu, ambrukin aja... </i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi saya meskipun dikatain kayak gitu sama ibunya, tetap berjuang menyemangati ibu-ibu ini sampai akhirnya bayinya lahir dengan selamat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ny. S : Sus (suster maksudnya) makasih ya.. maaf tadi udah narik-narik sambil marah-marah. Maaf ya sus ya...</div>
<div style="text-align: justify;">
A : oh iya ibu.. nggak papa hehe. selamat ya bu, anaknya laki-laki.. Anak pertama dan keduanya jenis kelaminnya apa bu?</div>
<div style="text-align: justify;">
Ny. S: Perempuan mbak Sus.. semoga mbak juga segera bisa merasakan jadi ibu ya mbak..</div>
<div style="text-align: justify;">
A : <i>ayo mbak koas bilang apaaaaa? </i>Aaamiiin....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada juga momen lain yang bikin saya deg-degan setengah mati. Beneran, ini deg-degan rasanya kayak jantung mau copot. Waktu itu saya lagi jaga malam, karena ada pasien yang mau dioperasi caesar dan butuh untuk segera dibawa ke ruang operasi karena janinnya sudah menunjukkan tanda-tanda gawat janin, saya lari sambil dorong-dorong brankar (bed). Alhamdulillah selamat sampai tujuan, nah, pas balik ke tempat jaga, saya sendirian, karena bidannya menyelesaikan masalah berkas-berkas catatan medis dulu. Saya jalan pelan-pelan, waktu itu jam 2 pagi, tiba-tiba dari arah depan ada suara brankar. Dari arah depan itu ada tikungan, jadi saya menunggu-nunggu kapan ini brankarnya mau lewat. Pas muncul brankarnya, ternyata brankarnya kosong dan yang bikin saya deg-degan brankarnya jalan sendiri... Sampai akhirnya saya menyadari, ada mas-mas transporter yang di belakang brankar, gegara jalannya turunan jadi masnya yang megang agak jauh sambil narik, dan saya telat melihat tangan mas-masnya. Kalau diceritain kayak ga serem ya? tapi pas kejadian itu saya langsung lemes dan deg-degannya minta ampun...</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-91265549522653847062015-12-10T01:18:00.001+07:002015-12-10T01:18:16.529+07:00Menikmati itu pilihan, Kok!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamu'alaikum!<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa malas udah terlalu lama hinggap nih. Coba cek kapan terakhir posting cerita yang jelas? Entahlah. Indikator utama malas itu adalah ketika otak sudah lama banget nggak dipake membaca, apalagi nulis. Psst udah lama banget nggak baca nih, ketahuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin masalah pertama adalah ketiadaan bahan buat membaca. Aduh ais, sudah pinjam 2 novel tebel2 punya Fika dari berbulan-bulan lalu juga belum dibaca semua. Habis dikirimin buku jauh-jauh dari suatu kota juga belum dibaca. Total udah banyak banget yang belum dibaca. Alesannya kemarin sih, keseringan garap skripsi. Hoek, alasan macam apa tuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa malas juga bisa dilihat dari target kerjaan yang harus selesai tapi ujung-ujungnya nggak selesai. Contohnya, postingan ini adalah bentuk kemalasan saya ketika ngerjain tugas negara malam ini, tunda dulu ya, posting dulu deh huehehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke, sekarang saya mau move on, ngga mau males-malesan lagi. Kerja is, kerja. Wait, kerja? <i>Kamu udah kerja</i>? Belum. Saya mah belum kayak si Rieza yang udah berJODOH banget sama arsitek-tur. Dan sekarang udah punya gaji sendiri, tapi masih pengiritan, gapapa sih, kan udah mau jadi ibu rumah tangga, tahun depan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rieza, Dila udah pada kerja. Ais? <i>Kerja disuruh-suruh, nggak dibayar pula :'(.</i> Jangan gitu dong. <i>Kamu ga usah kerja aja. Cari suami kaya raya, duduk leyeh2 doang duit dateng sendiri</i>. Pernah mikir kayak gitu nggak sih? Hahaha saking <i>desperate-</i>nya sama pengalaman hidup yang sekarang, masih nyusahin orang tua, uang koas masih dibayarin. <i>Makanya belajar yang serius, kamu kan sekarang belajar, bukan cuma buat disuruh-suruh.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Yaudah strong dulu sih, biasanya juga bisa kan?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa kok. Biasanya juga bisa. Nggak manja juga bisa kok. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Iya, masak anak pertama malah yang paling manja sih? Haha bisa lah.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Yekan kalo manja munculnya cuma sekali-kali sama orangtua. Tapi kadar manjanya lebih sih dibanding adik2. Wkwk kakak macam apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dinikmati aja, banyak loh yang pengen ada di posisimu. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya sih. Alhamdulillah, alhamdulillah~~.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dinikmati, disyukuri tuh...</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaudah randomnya udah ya. Bhaaaay~ wassalam!</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-18019507552372504522015-11-21T15:27:00.001+07:002015-11-21T15:27:05.488+07:00Untitled<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-4vCB5yX6dT4c1C7URRVRf08Fj_53X2FY1GpfPu3WlULAadMFQvMVObiGwHO5UlXO81JA4XVb2wYP7jEe8J5LFUqtvCxgjfCtWZauT4T_xHWtbsVRt-WGDiVqCfIZrvRyj4vvFCKOv7x-/s1600/cinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-4vCB5yX6dT4c1C7URRVRf08Fj_53X2FY1GpfPu3WlULAadMFQvMVObiGwHO5UlXO81JA4XVb2wYP7jEe8J5LFUqtvCxgjfCtWZauT4T_xHWtbsVRt-WGDiVqCfIZrvRyj4vvFCKOv7x-/s400/cinta.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mau yang kayak gini boleh nggak? | Ya boleh dong. Kenapa nggak boleh.. | Meskipun udah pernah aneh-aneh? | Aneh-aneh apaan? Pacaran maksudnya? | Ya gitu, aneh-aneh... Aku kan nggak sholehah bangeeet. Masak mau dapet yang sholeh. Masih nonton drama korea, masih nonton korea-koreaan. | Tobat dong tobat, haha. Yang penting istiqomah kan kamuu? | Doain makanya, huhu | Yaudah, kamunya juga jaga hati dong, jangan genit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus berasa rombeng banget ini iman. Astaghfirullah. Kata Rieza dulu waktu SMA, Ais pasti bakal dapet suami ustadz. Yaampun, za. Boro-boro, tau sendiri aku pethakilannya kayak gimana. Mecicil bin metisil wa pethakilan. Enggak ngerti lah. Bodo. Udah. Tamat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*gajelas hati, jiwa, dan raga ya begini ini. Mohon doanya mau ujian nih :)*</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-68386613687428398382015-11-01T15:02:00.002+07:002015-11-01T15:05:03.090+07:00Tentang Memaafkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamu'alaikum!<br />
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali lagi, sebelum minggu kesepuluh tapi masih belum dapat jadwal ujian miniceex (ujian pasien). Sedih, karena belum dapat pasien yang sesuai T.T</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga minggu kesepuluh sudah bisa ujian eah, doakan saya :').</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang mau mengulas tentang zaman-zaman di mana saya masih galau. Sekitar semester 5-6. Banyak hal yang bikin galau, dari mulai pas waktu itu sudah mendekati semester akhir. Tapi enggak ding, sampai sekarang saya aja masih galau wkwk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhONT0oRcv3ReWvlPkOoecCuNuZWTjo-CTTDUGi-LrcVG28v-joH2JB15zbYBhE2dByHvG1m15TxX9mOTB209BGgqifxT1Mm0SPGnboZoZIvzCdNQrcEMw3DfB0lshHfzlBrxXLo5tfewcw/s1600/status.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="340" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhONT0oRcv3ReWvlPkOoecCuNuZWTjo-CTTDUGi-LrcVG28v-joH2JB15zbYBhE2dByHvG1m15TxX9mOTB209BGgqifxT1Mm0SPGnboZoZIvzCdNQrcEMw3DfB0lshHfzlBrxXLo5tfewcw/s400/status.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">cuplikan status jaman galau puahaha.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Itu status tahun 2013, entah kenapa keingetan, terus berusaha mengkepo2 status sendiri. Ga jelas emang. Ohya, salah satu kemampuan luar biasa saya adalah kemampuan mengkepo, yang sudah diakui oleh Aisyah Apriliciciliana Aryani, teman KKN saya tercinta, tersayang, ter<i>ILOVEYOU </i>sampe tumpeh tumpeh. Jadi, bagi kamu yang berurusan dengan saya, saya bisa kepo kamu sampai kuota saya abis. Tetapi saya lupa, apa yang menjadi penyebab saya bikin status itu. Seinget saya sih, itu status buat orang lain, bukan buat saya. Bicara memang gampang, tapi praktek selalu susah. Di situ saya bilang, kalau memaafkan masa lalu seseorang yang mungkin enggak sesuai dengan prinsip kita, namun sekarang ia sudah berubah, maka orang tersebut pantas mendapatkannya. Tapi.... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jadi, Ais susah ya memaafkan orang yang dulunya, ehm, misalnya nakal, ga alim kayak Ais?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Woy siapa yang bilang aku alim, hah? Kalau dia udah tobat mah, nggak papa. Aku juga tidak sebaik yang kamu pikirkan." <i>tapi, kalau boleh milih sih... milih yang emang udah nggak nakal dari awal, kan aku gak pernah nakal, haha.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi ingat waktu diskusi dengan mbak mentor kemarin, yang juga tentang memaafkan. Mbak mentor saya ini staff pengajar di salah satu <i>boarding house, </i>katanya sih santrinya itu anak-anak yang awam, ada sih siswa yang berasal dari keluarga ustadz, tapi yang awam juga banyak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya, ketika seorang anak berkelahi dengan temannya, pasti ada alasan di balik itu semua. Sebagai orang tua, atau pembimbing, atau yang lebih tua dari anak-anak itu, sebaiknya tidak langsung menge<i>judge </i>atau bahkan memarahi anak itu. Tanyakan dulu, ada masalah apa, dan apa yang menyebabkan itu terjadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nah iya tuh, mungkin seseorang yang dulunya nakal, dia punya alasan kenapa dia jadi anak nakal."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya sih, nah aku kan tidak menge<i>judge </i>apapun. Tetap dimaafkan kok. Dan berteman sama dia juga ga ada masalahnya."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali lagi ke status yang saya <i>capture </i>di atas. Setiap orang memiliki masa lalu, entah baik atau entah buruk. Pun juga saya, masa lalu saya mah, udah acak adut, alay, galau (sampe sekarang ini mah), kucel, dekil, eh kok jadi fisik sih. Emang sekarang gak kucel? Ya tetep kucel sih, apalagi kalo abis jaga malem buehehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuh kan, yang penting jadilah baik, takdir baik juga akan mengikuti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wassalamualaikum! :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-57706292954779877632015-10-20T08:32:00.002+07:002015-10-20T16:40:42.440+07:00Mencintai Harapan (part 2)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamu'alaikum!<br />
<br />
Dis is another story about mencintai harapan. Yuk direnungi yoook.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Eh, kamu kenal si X, nggaak?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Lah, kamu udah nggak kagum lagi sama yang suka duduk di bangku kayu depan taman kampus itu?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Hehe, dia ilang mulu sih!"</div>
<span style="text-align: justify;">"Dasar ababil, si X yang temen KKN-nya si Y nggak sih?"</span><br />
<div style="text-align: justify;">
"Loh, aku malah nggak tau kalo dia temen KKN-nya Y."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Terus kamu tau dia dari mana?"</div>
<span style="text-align: justify;">"Ngeliat waktu wisuda. Terus baca di buku alumni kalo IPK-nya cumlaude. Yaaaaa pinter ya dia! Padahal kan jurusan dia susah tuh dapet IP segitu." jurusan apa? jurusan sesuatuuuuuh that have something connected with ***** haha</span><br />
<div style="text-align: justify;">
"Haah? Yang mana sih? Kok aku nggak nyadar?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Aku punya mata elang tauk. Bisa liat orang yang kagum<i>able</i>, eh <i>adorable. </i>Sekarang dia abis lulus ke mana ya? Jangan-jangan dia balik ke kampung terus nggak ke sini lagiii..."</div>
<span style="text-align: justify;">"Yah elah. Tuh di buku alumni ada nomernya kan? SMS orangnya tanya dia lagi di mana. Sekalian catet alamatnya, kirim surat kek, paket kek ke rumahnya. Eh tapi dia udah punya patjar loh."</span><br />
<div style="text-align: justify;">
"Dih, kenal aja kagaaaak. Oh iya? Pantesan pas abis wisuda dia gandeng perempuan."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ampuun, bisa-bisanya ya eloh. Ibunya kali tuh. Ngapaiiin coba elo suka sama orang gak kenal gitu. Emang dia ganteng ya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Enggak. Tapi... pinter doang kali ya. Pesona orang pinter itu nggak pernah pudar tauk wakakak. Eh orang yang digandeng cewek kecil kurus berkerudung gitu."<br />
"Iya tuh, mbak patjar tuh. Suka tuh sama yang jelas-jelas aja kenapa sih. Jelas jomblonya, jelas kalo kamu kenal. Jaaaan jaaan." </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Seleranya yang kecil-kecil gitu, ya. Oke aku kurusin badan abis ini."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini bocah, cari jodoh buka semata ngurusin badan doang. Berdoa, sholat, belajar, selesaiin tuh koasnya dulu."</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
"Emang kamu nggak mau pas koas ada yang merhatiin? Aku mau nyambi lah gapapa."<br />"Sanggup hamil pas koas kayak mbak A? Ntar kecapekan risiko abortus loh."<br />"Doain aku makanya, aku mau berusaha nih. Umur udah 20plusplus. Eh tapi yang tadi jangan dipikirin ya. Itu hanya fatamorgana semata."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Yang mana? Yang cowok alumni itu? Iye iyee. Elu mah bosenan orangnya, gueh juga ngerti keleus."</div>
<div style="text-align: center;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yaampun itu orang plin plan banget ya. Bisa gitu ganti-ganti objek. </div>
<div style="text-align: justify;">
Itu sekali lagi contoh tentang mencintai harapan. Maksudnya adalah, ketika kita fokus pada harapan yang kita tumbuhkan, bukan tentang objek yang kita tuju. Makanya objeknya bisa ganti-ganti. Karena harapan seseorang bisa ganti-ganti juga haha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oya, saya mau ngucapin semangat dan sukses buat Rieza Amalia S.T. yang masih fokus cari pengalaman, tapi tetep di Semarang aja. Sama si Adila Ashari S.E., juga sih, yang tadi malam sudah lighten up my spirit, dat sometimes goes down to the earth wkwk. Teman-teman ambisius ex smaga yang dulu pernah berjuang bersama menghadapi kejamnya ujian praktek, ujian nasional, ujian sekolah. Cuma kurang si Anindita Henindya, S.Si, yang ditunggu kabarnya nggak muncul2. Aku doain kamu dapet suami pembalap (kenapa? bisa baca di <a href="http://aisyahauliawahida.blogspot.co.id/2010/11/kami-dan-masa-depan-kami.html" target="_blank">postingan</a> ini). Ga nyangka dari dulu kalian lah yang bikin blog aku berisi sesuatu ga penting sampe sekarang isinya masih ga penting. Sekarang kita sudah punya nama tambahan masing-masing, aku terharu gaeeeesssss :'(. Kalian lagi sibuk cari kerja, dan aku masih dua tahun lagi menyelesaikan program profesi, oke deh kalian meninggalkanku fiks.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini postingan random abis. Udah lah ya, saya mau merenungi tugas yang nggak jadi-jadi dari kemarin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oya, nyambung dari dialog di atas, semoga selepas lulus, buat si X yang saya nggak ngerti juga lagi di mana sekarang, sukses ya. Wahaha ditungguin tuh sama orang ababil di atas.</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-41278122817856791542015-09-27T20:04:00.000+07:002015-09-27T20:04:56.968+07:00Pendewasaan Hati - Merapikan Perasaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamu'alaikum!<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Seharusnya tulisan ini sudah di<i>publish </i>dari bulan Ramadhan hari kelima. Tapi baru berani saya <i>publish</i> sekarang hehehe. Sebenarnya sudah ada banyak draft dari tahun kemarin dan belum sempat ter<i>publish</i> karena beberapa hal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sempat mau posting di tumblr, tapi sekali lagi, blog ini lebih menarik daripada tumblr. Sebenarnya ada beberapa alasan, yang pertama karena <i>theme </i>di tumblr masih jadul dan belum diganti, tapi belum menemukan pengganti template yang bagus. Kedua, browser saya agak rempong gitu kalau buka tumblr, banyak loadingnya, jadi lama nunggu, malah nggak nulis-nulis, jadi ya, kembali lagi ke blog. Padahal ada beberapa orang-orang penulis yang saya kagumi tulisannya ada di tumblr, misalnya kak Kurniawan Gunadi, kak Kuntowiaji, kak Faldo Maldini (sekarang sudah alih ke web dengan nama domain sendiri), loh-loh kok cowok semua? Iya yang di tumblr taunya cowok semua hehe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, ini episode kesekian tentang pendewasaan hati. Semoga semakin dewasa ya, aisyaaaah~</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa judulnya merapikan perasaan? Emang perasaanmu kenapa ais<i>?</i> Meminjam istilah kak Azhar Nurun Ala di personal blognya, <i>Menulis adalah merapikan kenangan </i>(ini <a href="http://azharologia.com/" target="_blank">linknya</a>), di sini saya mau ikut-ikutan merapikan apa yang sedang berantakan. Kalau kenangan sih, hmm, saya sudah terlalu sering nulis hal-hal yang membuat terkenang, tapi kata Rieza Amalia, ST., tulisan saya jadi beraroma galau gitu.<br />
<br />
Jujur salah satu inspirasi menulis saya sampai saat ini adalah teman saya si arsitek blogger Rieza Amalia, S.T. Beberapa tulisan saya, bisa dikatakan hampir semua, serupa dengan tulisan teman saya yang itu (ini <a href="http://amaliarieza.blogspot.com/" target="_blank">blognya</a>). Tapi, da aku mah apa atuh, dibandingkan dia, tulisan saya mah ngga seberapa kekiniannya haha. Kenapa dia inspirasi? Soalnya dialah yang sering komentar di tulisan saya hahahaha (hei kamu ayo komentar dooong). Selain itu ada juga si Azka yang udah sarjana, yang tulisannya super duper mengesankan (baca blognya <a href="http://nadiaazka.blogspot.com/" target="_blank">di sini</a>). Pengalaman si Nadia Azka ini keren-keren dan saya juga menikmati beberapa buku yang dia sarankan lewat <i>goodreads-</i>nya dia.<br />
<br />
Oke, prolognya selesai, sekarang masuk ke masalah hal yang harus dirapikan. Masalah perasaan, sebenarnya sedang tidak berantakan sih, tapi agak tidak menentu pengaturannya. Misalnya, setiap kamar kan pasti ada spot tertentu untuk barang tertentu seperti rak buku untuk buku, lemari untuk baju, dan lain-lain. Nah, ibarat itulah perasaan, ada yang tidak pada tempatnya. Sebagai perempuan (gini-gini saya masih perempuan, meskipun kalau jalan kaki udah nggak peduli pake rok tetep aja ngangkang kayak cowok) sebagian besar pemikiran kami memang kontribusinya oleh perasaan. Yaaa, misalnya seharusnya perasaan ini fokus ke skripsi, malah jadi fokus ke yang lain. Aneh ya, fokus ke skripsi kok yang main perasaan. Haha, sebenarnya ini masalah penguasaan diri sih, mana yang lebih banyak menyita pikiran, kali ini saya jawab, perasaan (saat tulisan ini dibuat, skripsi belum rampung, sekarang, sudaaaaah~~)<br />
<br />
Perasaan saya tak menentu, kenapa? Oke, jawabannya karena masalah hati. Berkali saya bilang, saya tak punya pengalaman cukup tentang masalah hati. Selama 22 tahun ini, belum pernah pacaran, ataupun dekat yang serupa pacaran. Orang tua saya, terutama ibu, sangat ketat tentang ini. Pernah sewaktu SMP, ibu saya curiga karena telepon rumah sering ditelepon orang tak dikenal. Ini orang jahil banget. Kalau saya yang ngangkat, bisa ngobrol sampai berjam-jam (lebay ah). Tapi, kalo yang angkat orang rumah, pasti dia diem aja, ckck. Ibu pun akhirnya tahu kalau orang iseng penelepon rumah itu lelaki teman sekolah saya. Langsung, suatu ketika dia telepon, dan ibu yang ngangkat, ibu bilang, "Kamu tuh ya, iseng sekali. Saya laporin polisi loh nomer ini, saya tahu ini nomernya berapa, keliatan di telepon saya!" Haha serem ya, pantesan saya nggak ditelepon-telepon lagi sama orang itu.<br />
<br />
Dulu temen saya bilang itu namanya cinta pertama. Saya nggak ngerti apa bedanya, katanya sih yang paling berkesan, karena kamu pertama kali merasakan hal itu. Emang sih, berkesan, soalnya lucu kalau mengingat itu, tapi tidak terlalu membekas di hati, tuh. Biasa aja, hehe. Sampai saya duduk di bangku SMA pun, ngga ada yang benar-benar membekas. Kalaupun pernah suka, yang saya nikmati hanyalah bagaimana bahagianya 'menyukai'. Semata saya fokus pada kata kerja, bukan pada objeknya (baca <a href="http://aisyahauliawahida.blogspot.com/2015/05/mencintai-harapan.html" target="_blank">Mencintai Harapan</a> untuk lebih jelasnya).<br />
<br />
"Aiiis, kamu tuh cuek banget thooo." kata temen KKN saya beberapa bulan lalu. Kalimat ini bermula karena mereka nggak nyangka saya nggak pernah pacaran sama sekali. "Kalau ada yang ndeketin itu ya jangan diacuhkan gitu. Nanti kamu nggak nemu jodoh, lho."<br />
<br />
Serem banget ancamannya. Karena yang bicara laki-laki saya jadi cukup paham, berarti dia sering dicuekin sama cewek yang dia deketin haha. Sehingga, saat itu ia berpikir bahwa saya merupakan bagian dari perempuan-perempuan cuek. "Alaah bro, bukan aku nya yang cuek, emang nggak ada yang deketin tauk." Jawab saya membela diri. Emang bener koooook -__-<br />
<br />
Semakin ke sini, saya semakin sadar, hidup itu bukan cuma soal perasaan. Tapi bagaimana cara diri untuk bertahan. Sekarang ini saya sedang proses bertahan, dengan merapikan perasaan, karena banyak kejadian di luar kendali . Yaaah, berusaha meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Ya, ini postingan pendewasaan hati, tapi fase ais masih labil. Maaf ya, sekali lagi ketahuan labil..... AIS STAY STRONG :)</div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7089993740307897380.post-63670812388724699392015-09-25T22:54:00.001+07:002015-09-25T22:54:51.964+07:00Assalamu'alaikum :)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Assalamu'alaikum!<br />
Udah gitu aja judulnya. hehe.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sudah hampir 3 bulan nggak nulis lagi ya, kangen nggak? <i>Is ngomong sama sape? Kayak ada yang kangen aja.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Hehe, maaf sudah lama nggak nulis, cuma mau ngasih kabar aja di postingan ini, kalau saya masih baik-baik saja. Oh ya, sudah sebulan ini saya menjalani kehidupan saya sebagai maba lhoo. Maba profesi, hehe alhamdulillah. Dan stase pertama saya agak mengejutkan, yaitu, obsgin atau singkatan dari obstetri dan ginekologi. Di bagian ini saya menghadapi kasus-kasus yang berhubungan dengan kebidanan dan kandungan. Ketemu orang mau lahiran setiap hari. Kalau nggak, bertemu orang dengan kasus kanker di bagian alat reproduksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di stase pertama ini, sering bikin saya ke'baper'an. Contohnya, dan nggak cuma satu, tapi banyak, pasien hamil itu usianya 20 tahun, 21 tahun, atau ada juga yang 19 (ada yang lebih kecil lagi sih). Kalau udah ketemu yang kayak gini, hobi banget tuh, dokter jaga igd bagian kebidanan komentar, "Tuh dek, umurmu berapa e? Kalah sama mbak-mbaknya, 22 tahun udah mbrojol 4!" (buset ini ibu-ibu, eh mbak-mbak punya anak dari umur berapa...)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus abis itu saya cuma bisa duduk di pojokan, sambil sesenggukan, "Ya Allah, aku tuh nggak bisa diginiin." Langsung abis itu mbak bidan teriak, "Mbak koaas, minta tolong itu pasiennya direkam jantungnya!" karena bidannya gatel, ini koas kenapa sih malah galau di pojokan deket lemari tempat selimut pasien bukannya kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak hal menarik di stase ini, serius. Dari mulai dimarahin konsulen gegara masih salah ngelakuin pemeriksaan fisik ibu hamil padahal udah jalan minggu ke-4, ikut jadi asisten operasi caesar tapi masih plonga plongo nggak ngerti harus ngapain, jadwal jaga malam yang bikin badan remuk, sampe nggak sadar kalau anggota gerak saya masih lengkap (mati rasa di mana-mana), menghabiskan malam ngawasin pasien di ICU sambil ngabisin pulsa buat telpon residen (dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis) setiap jam yang providernya beda sama nomer sendiri, Sampe lemes nggak makan, hampir 10 jam.. Bukan, bukan mau pamer. Cuma ingin mengenang, saya pernah kayak gini lho.. Jadi nanti pas baca-baca blog jadi inget pernah kayak gitu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awal minggu pertama saya sempat <i>denial </i>sama hal yang sedang saya hadapi sekarang. Capek, tapi bingung. Apalagi minggu pertama udah dapet jatah <i>rolling-</i>an jaga igd bagian kebidanan. Minggu pertama sempat nangis, karena bingung, kecapekan, badan remuk, tapi alhamdulillah, masih dikasih kesehatan sama Allah, sampe sekarang minggu ke-4. Mau ngeluh capek, bingung ke siapa, cerita capek ke orangtua, ga tega, ngeluh capek ke temen, sama aja, orang sama-sama capek -_- ya, cuma bisa cerita ke Allah sih. <i>Halah si Ais. Bilang aja mau curhat ke siapa gitu. </i>Woyy apasih, kan cuma mau cerita. <i>Halah, ngomong aja kamu pengen..... </i>STOOOP.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yasudahlah, ini mau lanjut ngerjain tugas lagi yaaa. Bhaaaayy :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Aisyah Aulia Wahidahttp://www.blogger.com/profile/07853483899348995606noreply@blogger.com0