Bismillahirrahmanirrahim
“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang maka dipercepat tindakan hukuman atas dosanya (di dunia) dan jika Allah menghendaki bagi hamba-Nya keburukan maka disimpan dosanya sampai dia harus menebusnya di hari kiamat.” (HR al-Tirmidzi dan al-Baihaqi)
Alhamdulillah masih bisa posting
lagi, hehe. Setelah sekian lama tidak posting. Memohon maaf pada diri sendiri
karena target postingan yang seharusnya seminggu sekali tidak tercapai. Ya, bismillah,
postingan pertama setelah sekian lama hibernasi, insya Allah bermanfaat (pada
diri sendiri dan juga) untuk orang lain.
Kali ini saya ingin memposting
tentang suatu hal yang bergolak di hati saya *aseek. Ya, belakangan saya tengah
diberikan petunjuk yang luar biasa berarti, menurut saya, dan Allah memberikan
petunjuk ini di saat yang tepat. Hem, sebenarnya lebih tepatnya Allah sudah
sekian lama memperingatkan saya, tapi bodohnya saya, saya nggak sadar akan hal
itu. Mesti diperingatkan dengan hal yang berat dulu, baru saya sadar. Semoga teman-teman tidak ada yang seperti saya, aamiiin.
Sudah membaca penggalan hadits di
atas kan? Hadits ini saya baca di mushaf saya, di bagian bawah, di sebelah
terjemahan surat yang tengah saya baca. Saya merasa hadits ini perlu diabadikan
di blog saya hehe, biar selalu ingat maksudnya. Sudah mengait-kaitkan hadits
ini dengan apa yang dialami teman-teman selama ini? Ya, hal pertama yang saya
lakukan setelah membaca hadits ini adalah langsung mengingat selama ini saya
merasa tengah diuji. Lalu, saya kaitkan dengan hadits ini. Sudah tenangkah
hati, teman-teman? Insya Allah hati kita masih belum bukan hati yang
sekeras batu ya.
Berkaitan dengan hati, saya pernah
mendengarkan kajian tentang klasifikasi hati. Ada 3, yakni qolbun salim, qolbun maridh, dan qolbun mayyit.
Yang pertama qolbun
salim, atau hati yang sehat, “dan mereka yang memberikan apa yang mereka
berikan (Sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan-nya” (Al-Mu’minun: 60). Kalau dari
catatan saya sih, hati yang seperti ini senantiasa berdzikr kepada Allah,
beristighfar, berdoa, bershalawat kepada Rasulullah, Qiyamul Lail (ibadah ini
susahnya..), dan lain-lain. Saya sendiri merasa belum sepenuhnya seperti ini,
astaghfirullah…
Yang kedua qolbun maridh atau hati yang sakit. Hati seorang mukmin yang seperti
ini biasanya masih memegang prinsip Islam, kok. Ada beberapa hal yang menyebabkan
seseorang terjerumus dalam keadaan hati yang seperti ini, yaitu
- Berlebihan dalam berbicara, bercanda (yuk, istighfar lagi, aiiss. Astaghfirullahal’adzim.)
- Berlebihan dalam memandang sesuatu (istighfar..)
- Berlebihan dalam makan (ayooo semuaa istighfaar!)
- Berlebihan dalam bergaul (astaghfirullahal'adziim..)
Dan masih banyak lagi
berlebihan-berlebihan lainnya. Iya sih, pada dasarnya hati yang sakit ini masih
memegang prinsip Islam, tapi ya masak mau kayak gitu terus, nggak sehat-sehat
dong, ais.
Yang ketiga qolbun mayyit atau hati yang mati. Nah, ini nih. Naudzubillahi min
dzalik. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan manusia yang seperti ini. Salah
satu cirinya adalah melakukan dosa berkali-kali, terus makin lama makin banyak,
dan nggak tobat-tobat. Huhu, naudzubillah.
“….Katakanlah (Muhammad),”Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk orang yang bertobat kepada-Nya.” (Ar Ra’d: 27)
Tunggu, maksud dari ayat ini tidak
sesempit itu. Maksud dari kalimat “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia
kehendaki..” itu tidak serta merta terjadi. Jika Allah sudah sampai menyesatkan
orang tersebut, berarti memang sudah ada beberapa fase yang hamba ini lewati
sebelum menjadi orang yang hatinya telah mati, dan pada akhirnya disesatkan
olah Allah, ya contohnya, udah diingetin berkali-kali, teteeeeep ngga sadar,
ujungnya disesatkan. Naudzubillah!
“Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (An Nahl: 108)
Naudzubillah..
Jangan sampai hati
kita ada di golongan hati yang mati ya, teman-teman.. Ada beberapa ciri
dari orang yang hatinya sudah mati ini. Antara lain, kufur nikmat, kufur
aqidah, dan kufur amal. Oya, ada satu ayat yang
menarik menurut saya terkait dengan hal ini
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar dari padanya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 74)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
need your support :)