Masih ingat dulu waktu kecil selalu protes, meskipun cuma di dalam hati, tapi sekali pernah kuutarakan ke ibu tercinta.
"Buat apa sih pake JILBAB?"
Lihat sepupu-sepupu yang lain pada bebas main, tanpa harus memakai penutup kepala yang bernama jilbab itu. Rasanya malees banget kalau pake jilbab, dulu waktu kecil mesti menhgindar kalo udah mau dipakein jilbab.
"Buk, mbak Risa aja nggak pake kerudung, kok aku pake?" tanyaku waktu aku masih umur 3 tahun. Padahal sepupuku itu lebih besar dari aku, tapi kenapa malah anak kecil kayak aku yang disuruh pake jilbab.
"Soalnya Budhe nggak pake jilbab, nduk.." alasan yang menurutku nggak mutu. Tapi, aku nggak pernah bisa bantah apapun yang keluar dari mulut ibu atau bapak. Selalu aku cuma bisa terima. Padahal, aku pernah lihat seorang ibu yang pake jilbab, tapi anak perempuannya enggak. Dan harusnya, saat itu aku bisa bantah dengan bukti itu. Tapi, nyatanya? Tetep nggak bisa.
Dulu, waktu aku masih jadi anak semata wayang, tiap malem aku selalu minta beliin ice cream conello. Dan kalo aku mau pergi, harus PAKE JILBAB. Aku selalu nggak mau, meskipun cuma di dalam hati. Entah kenapa, sepertinya aku sudah diprogram untuk tidak membantah kedua orangtuaku, meskipun aku membenci apa yang mereka lakukan. Dan itu berlaku sampai sekarang, sampai aku berumur 17 TAHUN. Tapi, pernah suatu kali aku bilang, "Buk, nggak usah pake ya? Kan aku udah pake jaket, pake kerudung jaket ngga apa apa kan?" waktu itu aku berumur sekitar 4 tahun. Dan, baru sekali, keinginanku itu diloloskan, padahal aku cuma duduk di motor dan nggak kemana-mana, karena yang beli ice cream ibuku. Jadi tetep aja, nggak ngaruuh --"
Waktu TK, aku pake jilbab kalo hari Jumat doang. Padahal, khusus untuk anak ibuku (baca: aku) harus setiap hari pake. Yah, gara-gara aku nakal, kebetulan sekolah TKku cuma pake jilbab hari Jumat, hari lain terserah. Tetapi, sekali lagi, khusus aku, aku harus pake tiap hari! Cuma, karena aku bandel, yaudah dari rumah pake jilbab, sampe sekolah DICOPOT! ckck ASTAGHFIRULLAH ..
Lulus TK (sebenernya aku nggak lulus TK, karena aku TK cuma satu tahun, wkwk. Yah, bahasa kerennya aksel :P, tapi, aku nggak punya ijazah TK hehe). lanjut ke SD. Hari pertama masuk, aku pake baju muslim, bukan baju seragam. Aneeh, tapi itu ibuku yang mau, dan aku nggak bisa bantah. Dan, karena aku TK cuma satu tahun, alhasil, aku ketemu kakak kelas TKku, yang ternyata malah lebih muda dari aku RAHMANIA PRAHARDANI. Dan sampe sekarang orang itu masih menjadi my bestiee,, haha kangen kamu NIK! wkwk. waktu SD, aku lebih parah. Berseragam merah putih dengan lengan dan rok pendek dengan kerudung lebar dan kaus kaki panjang. Beda sendiri. Selama 5 tahun, belum pernah ada yang menyamaiku dengan 'kostumku" itu. Sampai akhirnya wkatu aku kelas 5, ada seorang anak kelas 1 SD, yang memaksa orang tuanya supaya dibolehin pake jilbab. Aneh, ini aku yang dipaksa aja nggak mau, "Dek, dek, kenapa nggak kamu aja yang jadi anaknya ibukku?" Pikirku jaman dulu.
Beranjak ke SD, ternyata aku tambah bandel. Tanpa sepengetahuan ibukku, aku melepas jilbab waktu pelajaran OLAH RAGA. ckck, nakal bandel, apapun namanya. Dan yang terpenting adalah, AKU MENTHEL (baca: kemayu) SEKALI saat itu. Misalnya, kalo hari ini ada jam OR, dari pagi, rambutku sudah kukuncir sedemikian rupa, jadi waktu OR, aku terlihat bagus, eh, maksudnya cantik. Sebenarnya, guru OR-ku protes,"Loohh, mbak Ais kok kerudungnya dicopot?" dan alasanku paling nggak mutu sedunia,"Iya, pak, takut nanti jilbabnya kotor, soalnya kan pasti keringetan, Pak."
itulah kenakalanku yang paling nakal selama hidupku, insya Allah, nggak lagi lagi deeh
lanjut ke SMP #to be continuueed :P
"Buat apa sih pake JILBAB?"
Lihat sepupu-sepupu yang lain pada bebas main, tanpa harus memakai penutup kepala yang bernama jilbab itu. Rasanya malees banget kalau pake jilbab, dulu waktu kecil mesti menhgindar kalo udah mau dipakein jilbab.
"Buk, mbak Risa aja nggak pake kerudung, kok aku pake?" tanyaku waktu aku masih umur 3 tahun. Padahal sepupuku itu lebih besar dari aku, tapi kenapa malah anak kecil kayak aku yang disuruh pake jilbab.
"Soalnya Budhe nggak pake jilbab, nduk.." alasan yang menurutku nggak mutu. Tapi, aku nggak pernah bisa bantah apapun yang keluar dari mulut ibu atau bapak. Selalu aku cuma bisa terima. Padahal, aku pernah lihat seorang ibu yang pake jilbab, tapi anak perempuannya enggak. Dan harusnya, saat itu aku bisa bantah dengan bukti itu. Tapi, nyatanya? Tetep nggak bisa.
Dulu, waktu aku masih jadi anak semata wayang, tiap malem aku selalu minta beliin ice cream conello. Dan kalo aku mau pergi, harus PAKE JILBAB. Aku selalu nggak mau, meskipun cuma di dalam hati. Entah kenapa, sepertinya aku sudah diprogram untuk tidak membantah kedua orangtuaku, meskipun aku membenci apa yang mereka lakukan. Dan itu berlaku sampai sekarang, sampai aku berumur 17 TAHUN. Tapi, pernah suatu kali aku bilang, "Buk, nggak usah pake ya? Kan aku udah pake jaket, pake kerudung jaket ngga apa apa kan?" waktu itu aku berumur sekitar 4 tahun. Dan, baru sekali, keinginanku itu diloloskan, padahal aku cuma duduk di motor dan nggak kemana-mana, karena yang beli ice cream ibuku. Jadi tetep aja, nggak ngaruuh --"
Waktu TK, aku pake jilbab kalo hari Jumat doang. Padahal, khusus untuk anak ibuku (baca: aku) harus setiap hari pake. Yah, gara-gara aku nakal, kebetulan sekolah TKku cuma pake jilbab hari Jumat, hari lain terserah. Tetapi, sekali lagi, khusus aku, aku harus pake tiap hari! Cuma, karena aku bandel, yaudah dari rumah pake jilbab, sampe sekolah DICOPOT! ckck ASTAGHFIRULLAH ..
Lulus TK (sebenernya aku nggak lulus TK, karena aku TK cuma satu tahun, wkwk. Yah, bahasa kerennya aksel :P, tapi, aku nggak punya ijazah TK hehe). lanjut ke SD. Hari pertama masuk, aku pake baju muslim, bukan baju seragam. Aneeh, tapi itu ibuku yang mau, dan aku nggak bisa bantah. Dan, karena aku TK cuma satu tahun, alhasil, aku ketemu kakak kelas TKku, yang ternyata malah lebih muda dari aku RAHMANIA PRAHARDANI. Dan sampe sekarang orang itu masih menjadi my bestiee,, haha kangen kamu NIK! wkwk. waktu SD, aku lebih parah. Berseragam merah putih dengan lengan dan rok pendek dengan kerudung lebar dan kaus kaki panjang. Beda sendiri. Selama 5 tahun, belum pernah ada yang menyamaiku dengan 'kostumku" itu. Sampai akhirnya wkatu aku kelas 5, ada seorang anak kelas 1 SD, yang memaksa orang tuanya supaya dibolehin pake jilbab. Aneh, ini aku yang dipaksa aja nggak mau, "Dek, dek, kenapa nggak kamu aja yang jadi anaknya ibukku?" Pikirku jaman dulu.
Beranjak ke SD, ternyata aku tambah bandel. Tanpa sepengetahuan ibukku, aku melepas jilbab waktu pelajaran OLAH RAGA. ckck, nakal bandel, apapun namanya. Dan yang terpenting adalah, AKU MENTHEL (baca: kemayu) SEKALI saat itu. Misalnya, kalo hari ini ada jam OR, dari pagi, rambutku sudah kukuncir sedemikian rupa, jadi waktu OR, aku terlihat bagus, eh, maksudnya cantik. Sebenarnya, guru OR-ku protes,"Loohh, mbak Ais kok kerudungnya dicopot?" dan alasanku paling nggak mutu sedunia,"Iya, pak, takut nanti jilbabnya kotor, soalnya kan pasti keringetan, Pak."
itulah kenakalanku yang paling nakal selama hidupku, insya Allah, nggak lagi lagi deeh
lanjut ke SMP #to be continuueed :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
need your support :)