Sebenarnya judul yang harusnya kubuat adalah Sesungguhnya aku membencimu dengan sepenuh hatiku. Tapi, aku tak tega harus membuatmu seperti rendahan begitu.
Kamu tahu? Pikiranku tentangmu sudah membusuk di dalam hati dan otakku. Aku pikir, sifat baikmu kepadaku, tidak akan membekaskan kebaikan tentangmu di mataku.
Kamu tahu? Aku membencimu dengan sepenuh hatiku. Setulus hatiku yang paling dalam. Kebencianku membuncah seketika aku melihat wajahmu yang sok tak berdosa itu. Kamu senang kan? bisa membuatku tertindas dibalik kekuasaan 'bohongan' mu itu.
Kamu tahu? Aku mengutukmu dengan sekuat hatiku. Sekuat aku berdoa kepada Tuhanku, yang juga Tuhanmu. Ingin sebenarnya berdoa akan kehancuranmu. Tapi, aku tak sejahat itu.
Kamu tahu? Aku benci melihatmu dengan segala kebaikan palsumu. Bukan aku iri, dan dengki padamu. Tapi, aku tahu, kau busuk di dalam hatimu.
aku tahu apa saja yang kau lakukan. Kamu tahu kan? aku bisa membaca pikiranmu saat ini juga. pikiran busuk yang tertular juga kepadaku.
Sekali lagi, aku benar-benar membencimu dengan setulus hatiku.
Kamu tahu? Pikiranku tentangmu sudah membusuk di dalam hati dan otakku. Aku pikir, sifat baikmu kepadaku, tidak akan membekaskan kebaikan tentangmu di mataku.
Kamu tahu? Aku membencimu dengan sepenuh hatiku. Setulus hatiku yang paling dalam. Kebencianku membuncah seketika aku melihat wajahmu yang sok tak berdosa itu. Kamu senang kan? bisa membuatku tertindas dibalik kekuasaan 'bohongan' mu itu.
Kamu tahu? Aku mengutukmu dengan sekuat hatiku. Sekuat aku berdoa kepada Tuhanku, yang juga Tuhanmu. Ingin sebenarnya berdoa akan kehancuranmu. Tapi, aku tak sejahat itu.
Kamu tahu? Aku benci melihatmu dengan segala kebaikan palsumu. Bukan aku iri, dan dengki padamu. Tapi, aku tahu, kau busuk di dalam hatimu.
aku tahu apa saja yang kau lakukan. Kamu tahu kan? aku bisa membaca pikiranmu saat ini juga. pikiran busuk yang tertular juga kepadaku.
Sekali lagi, aku benar-benar membencimu dengan setulus hatiku.