Rabu, 03 September 2014

Bejana Hati

Bismillahirrahmanirrahim

Dalam setiap hati, kita dibekali setengah bejana air. Air ini akan berkurang ketika hati kita berhenti pada suatu hati yang lain. Tidak, bukan berkurang, tetapi bisa saja bertambah, terisi oleh air dari hati yang kita hampiri.

Tetapi, pilihan untuk mengisi atau mengurangi isi bejana air ini terserah engkau, teman. Ketika hati berhenti menghampiri suatu hati yang lain, biasanya ia akan lebih memilih untuk menuangkan airnya ke bejana hati yang ia hampiri. Jika hati yang lain juga menyambut dengan perasaan yang sama, maka air pun hanya akan bertukar tempat, dan saling mengisi satu sama lain.

Katakan, jika warna pada hatimu dan hati yang engkau hampiri adalah berbeda, tetapi bentuk bejananya sama. Maka, campuran air dari sepasang bejana ini akan tetap indah. Seindah warna asli sebelum warna itu bercampur. Jika campuran air ini seimbang satu sama lain, kecocokan-lah yang akan kalian dapat.

Tetapi, mari kita ambil lain cerita, sepakat kan, denganku? Seandainya hati yang kau hampiri tak miliki perasaan yang sama, maka airmu akan berkurang, dan takkan ada yang menyambut. Terlebih jika bentuk dan kapasitas bejana kalian satu sama lain berbeda. Air yang kau tuangkan ke hati itu akan memenuhi bejananya, dan sulit membuatnya untuk menerima air dari hati yang lain. Lalu kalian menjauh sebelum kondisi itu berubah, maka kau akan tetap membuat bejana hatimu tak berisi apa-apa, lalu kau penuhi bejana hatinya dalam keadaan tumpah ruah.

Garisbawahilah satu hal, kapasitas bejana. Jika kapasitas bejana kalian berbeda, bahkan sangat berbeda, barangkali kalian ‘belum’ cocok. Masihkah bisa dicocokkan? Ya, usahakanlah, agar kapasitas bejanamu sama dengannya. Caranya? Belajarlah memantaskan diri, jika kau ingin mendapatkan seseorang dengan kapasitas bejana 10 liter, maka setidaknya kau harus mampu menyamai kapasitas ini, bukan? Tentu kuharap kau mengerti maksud perumpamaan ini.


Sebelum kau tuangkan isi bejanamu itu, perhatikan dengan baik, apakah hati itu adalah hati yang tepat, kau tuangkan pada saat yang tepat, dan apakah kapasitas bejana kalian sama, atau setidaknya seimbang? Jangan sampai kau menguras isi bejanamu, sebelum pasangan bejanamu hadir. Jangan sampai juga bejanamu terlalu penuh karena tuangan air dari hati-hati yang sebenarnya bukanlah takdirmu. Hingga akhirnya, kau sulit menerima air dari hati yang sebenarnya sudah menunggumu. Berhati-hatilah dalam mengatur isi bejana hatimu... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

need your support :)