Tampilkan postingan dengan label hujan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hujan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Mei 2015

Seperti Hujan (lagi)

Tadi aku kehujanan. Deras sekali.

Tahu, kan? Belakangan kau tak membasahi bumi kami, lalu, seketika kau turun.
Sekali lagi, di saat aku melaju.

Hujaaaaaaaan.
Teriakku. Aku ingat, memang tak boleh mencela hujan.
Maafkanku jika sebelumnya aku sempat protes padamu.
Maafkan aku hujan.

Tapi, tadi kau turun sangat sebentar. 
Tahukah kau? Kau turun di saat aku melaju, dan itu hujan terderas yang pernah aku lalui, tanpa atap.
Aku tak berpelindung selain mantelku yang sudah sobek di bagian lengan.
Tak ayal, kaosku, jilbabku, bahkan rokku ikut-ikutan basah, dan hanya dalam waktu sebentar, aku harus menggantinya semua.

Hujan, aku tak bermaksud mencelamu.
Aku hanya rindu, ketika kau datang, dan beritahu aku sebelumnya.
Rinai kecil yang turun bersama-sama, sebelum kau memaksa kami untuk berlindung.
Kata temanku, kau indah karena kau tak pernah turun sendirian.

Tapi, tadi deras sekali. 
Tapi, kau turun sangat sebentar.
Tapi, kau membuatku harus mengubah semuanya, mengulang semua dari awal.
Tapi, aku suka aroma tanah setelah kau hilang. Petrichor.
Setidaknya, setelah kau hilang, aku masih bisa berharap, kau akan hadir kembali membasahi bumi kami.

Hujan, semoga kita bertemu lagi yaaa. Ya, kau yang seperti hujan.

PS: postingan ini saya tulis karena saya begitu menyukai hujan dan beberapa hal yang menyertainya. Plus, hari ini saya benar-benar kehujanan. Oya, saya masih hutang postingan bersambung, lain kali ya. Sampai jumpa! Selamat Malam :)

Senin, 14 Juli 2014

Lalu Hujan Menjawab

Kemarin, aku protes tentangmu, dan kini kau buktikan padaku.
Semalaman kau turun dan tak kau hiraukan tanah mana yang akan basah.
Semua tanah basah. Semua, sepanjang jalan yang aku lewati ketika aku melaju.
Maafkan aku, hujan. Mungkin kau marah karena aku memprotesmu.

Purwokerto, 14 Juli 2014

Minggu, 13 Juli 2014

Seperti Hujan

Hujan, akhir-akhir ini aku bingung dengan kelakuanmu. Apa yang terjadi padamu?

Hujan, mengapa kau datang di saat aku masih melaju?
Hujan, mengapa kau datang di saat aku tak bersiap sama sekali?
Hujan, mengapa kau datang tiba-tiba, dengan ukuran yang bisa dibilang sangat deras?
Lalu aku berhenti, lalu aku berlindung.
Hai hujan, kini aku sudah berhenti.
Hai hujan, kini aku akan bersiap.
Hai hujan, aku siap melaju lagi.

Ketika aku kembali melaju, tiba-tiba di langit yang lain kau tak ada.
Ketika aku sudah bersiap, tiba-tiba kau seakan berhenti.
Hujan, kau mau mempermalukanku?
Hujan, jangan buat aku seperti orang gila, yang memakai jas hujan, di saat bumi tak basah sama sekali.

PS: Belakangan hujan memang aneh, ini nyata. Bagaimana di tempat kalian?