Senin, 11 Februari 2013

Tokoh #1: Al-Zahrawi, dari Dokter Ahli Bedah hingga Penemu Pewarna Rambut


Bismillahirrahmanirrahim...

Waah, sudah lama bersemedi, pengen memberikan suatu postingan yang baru nih, hihi. Kebetulan sedang kosong, nah kali ini pengen mengulas tentang ilmuwan Muslim yangg ada di dunia, dan berperan besar dalam kehidupan kita sekarang ini. Kali ini, giliran Bapak Ahli Bedah yang terkenal di seantero dunia. Yuk mari kita lanjuut ;)
Ternyata, banyak kaum muslim tidak menyadari, salah satunya saya, bahwa sebagian besar peralatan yang kita gunakan di bidang kedokteran sekarang ini merupakan pengembangan dari penemuan yang menakjubkan oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim sejak zaman dahulu. Salah satu dokter Muslim yang dikenal sangat berjasa di kedokteran, terutama dalam ilmu Bedah adalah seorang dokter bernama Al Zahrawi. Sekitar tahun 1000 M, Dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun! Wooww, eh subhanallah :)
Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al-Zahrawi 
Bapak Kedokteran Bedah
Salah satu jasa dokter yang memiliki nama lengkap Abu Al-Qasim Khalaf ibn Al-Abbas Al-Zahrawi ini adalah perannya dalam membuat alat bedah. Peralatan bedah modern yang sering digunakan saat ini, banyak yang memiliki desain yang sama sesuai yang dibuat oleh dokter yang terlahir pada tahun 936 M di kota Al-Zahra, sebuah kota berjarak 9,6 km dari Cordoba, Spanyol. Pisau bedah, gergaji tulang, tang, gunting halus untuk bedah mata dan sebanyak 200 alat ciptaannya hingga saat ini masih digunakan oleh para ahli bedah modern.
Inovasi lainnnya yang beliau temukan adalah ketika Al Zahrawi ini menggunakan larutan usus kucing untuk dijadikan benang jahitan, sebelum beliau menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dokter Al Zahrawi ini jugalah yang diketahui telah melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan. Penemuan catgut, yaitu alat yang digunakan untuk jahitan internal yang dapat melarutkan diri secara alami juga dilakukan oleh ilmuwan yang sering disebut sebagai Abulcasis, The Father of Surgery ini. Penemuan ini terjadi nggak disengaja lho saudara-saudara, jadi ceritanya, beliau tengah melihat seekor monyet yang nggak sengaja menelan senar kecapinya. Nah, lalu? Kebetulan senar kecapi ini juga digunakan  sebagai bahan untuk membuat kapsul obat pada saat itu, karena senar ini memiliki kemampuan untuk dapat melarutkan diri secara alami. Prinsip inilah yang mengantarkan Bapak Zahrawi ini menemukan hal tersebut.
Beliau terkenal sampai abad ke-21 lho, dan sudah mewariskan sebuah kitab bagi peradaban dunia dengan judul Al-Tasrif– Al-Zahrawi. Di kitab ini, Al Zahrawi dengan bahasa yang rinci tetapi lugas ini menjelaskan tentang berbagai ilmu kedokteran, antara lain, ilmu bedah, orthopedi, opththalmologi, farmakologi, serta ilmu kedokteran secara umum. Selain ilmu kedokteran, Al Zahrawi juga  berperan besar dalam dunia kosmetik. Banyak produk kosmetika yang berkembang sekarang ini yang merupakan hasil karya dari Al Zahrawi. Deodoran, hand lotion, dan pewarna rambut misalnya, ketiga benda tersebut  merupakan hasil tangan dingin ilmuwan Muslim yang satu ini.
Bapak Abulcasis ini memilih kota Cordoba sebagai tempat mengabdikan ilmunya. Beliau ini sebenarnya keturunan Anshar yang akhirnya menetap di Spanyol. Kota Cordoba ini jugalah kota yang dipilih Al Zahrawi ini untuk mengembangkan penemuannya di ilmu bedah dan bidang lain. Sehingga, menurut Will Durant, seorang penulis dan ahli sejarah berkebangsaan Amerika, mengatakan bahwa orang-orang Eropa pada zaman dahulu jika ingin melakukan operasi, mereka akan berkunjung kota ini
Popularitas Al-Zahrawi sudah dikenal di seantero Eropa. Hingga akhirnya banyak pelajar yang khusus datang ke Cordoba untuk mempelajari ilmu kedokteran dari beliau. Bahkan pada masa kejayaannya, Cordoba memiliki sekitar 50 rumah sakit yang menawarkan pelayanan yang prima. Beliau amat sangat fenomenal lho pada masanya. Banyak ilmuwan pada masa itu yang berguru pada beliau. ”Prinsip-prinsip ilmu kedokteran yang diajarkan Al-Zahrawi menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di Eropa,” ujar Dr. Campbell dalam History of Arab Medicine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

need your support :)